Penanaman Modal Asing Mendominasi Investasi di Indonesia Kuartal I 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi asing makin deras masuk ke Indonesia. Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal I 2023 mencapai Rp 177 triliun, tumbuh 20,2% dari periode sama tahun lalu.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, realsiasi PMA pada periode ini berkontribusi paling besar yakni sebesar 53,8%. Akan tetapi jika dibandingkan dengan realisasi investasi di kuartal IV 2022, hanya tumbuh 1,1%.

“Sekalipun memang PMA lebih banyak tetapi bukan berarti Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tidak tumbuh. Realisasi PMDN tumbuh hanya tidak sebesar PMA secara tahunan. Namun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (kuartal IV 2022) ini meningkat,” tutur Bahlil dalam konferensi pers, Jumat (28/4).


Baca Juga: Realisasi Investasi di Kuartal I 2023 Mencapai Rp 328,9 Triliun, Naik 16,5%

Untuk diketahui, realisasi investasi PMDN pada periode laporan sebesar Rp 151,9 triliun, atau berkontribusi 46,2% dari total realisasi investasi. Meski begitu, jika dibandingkan dengan kuartal IV 2022, realisasi ini meningkat 8,8% dan tumbuh 12,4% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Bahlil memerinci, dari realisasi investasi PMA, paling besar dari Singapura  dengan investasi sebesar US$ 4,3 miliar, Hong Kong sebesar US$ 1,5 miliar, Tiongkok sebesar US$ 1,2 miliar, Jepang sebesar US$ 1,0 miliar dan Amerika Serikat (AS) senilai US$ 0,8 miliar.

Kemudian, realisasi investasi PMA berdasarkan lokasi proyek, paling banyak di Sulawesi Tengah dengan nilai investasi sebesar US$ 1,9 miliar. Disusul Jawa Barat US$1,9 miliar, DKI Jakarta US$ 1,2 miliar, Banten US$ 1,1 miliar dan Riau US$ 1,0 miliar.

Lebih lanjut, realisasi investasi PMA berdasarkan sektor usaha, paling banyak industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya senilai US$2,9 miliar. Lalu sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi US$ 1,2 miliar, industri kimia dan farmasi US$ 1,1 miliar, pertambangan US$ 0,9 miliar, serta industri kertas dan percetakan US$ 0,8 miliar.

“Total seluruh sektor industri setelah digabung memberikan kontribusi sebesar US$ 7 miliar atau 58,7% dari total PMA,” kata Bahlil.

Baca Juga: Pasca Pembatasan Ekspor Nikel Mentah, Investasi AS dan China Terus Mengalir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat