JAKARTA. Sejatinya, selain groundbreaking proyek Mass Rapid Transit (MRT), pada hari ini juga akan dilakukan penandatanganan kontrak paket pekerjaan untuk konstruksi jalur elevated (layang). Namun, rencana tersebut harus tertunda dikarenakan ada sesuatu hal yang dianggap belum siap. "Kontrak layang seharusnya diteken (Kamis) sore ini, tapi batal. Mungkin di jadwal ulang dalam minggu-minggu ini," ujar Tuhiyat, Direktur Keuangan dan Administrasi PT MRT Jakarta, Kamis (10/10). Sayangnya, Tuhiyat tidak menjelaskan, apa saja persiapan yang kurang sehingga penandatanganan kontrak tersebut batal dilaksanakan. Menurutnya kontrak layang bernilai ¥ 35 miliar ini akan dilakukan oleh dua konsorsium pemenang tender, yakni konsorsium Tokyu-PT Wijaya Karya dan konsorsium Obayashi-Shimizu-PT Jaya Konstruksi. Kedua konsorsium itu akan mengerjakan tiga paket jalan layang MRT. Dua paket dikerjakan oleh Tokyu-PT Wijaya Karya dan satu lagi akan dikerjakan konsorsium Obayashi-Shimizu-PT Jaya Konstruksi.
Penandatanganan kontrak paket layang MRT tertunda
JAKARTA. Sejatinya, selain groundbreaking proyek Mass Rapid Transit (MRT), pada hari ini juga akan dilakukan penandatanganan kontrak paket pekerjaan untuk konstruksi jalur elevated (layang). Namun, rencana tersebut harus tertunda dikarenakan ada sesuatu hal yang dianggap belum siap. "Kontrak layang seharusnya diteken (Kamis) sore ini, tapi batal. Mungkin di jadwal ulang dalam minggu-minggu ini," ujar Tuhiyat, Direktur Keuangan dan Administrasi PT MRT Jakarta, Kamis (10/10). Sayangnya, Tuhiyat tidak menjelaskan, apa saja persiapan yang kurang sehingga penandatanganan kontrak tersebut batal dilaksanakan. Menurutnya kontrak layang bernilai ¥ 35 miliar ini akan dilakukan oleh dua konsorsium pemenang tender, yakni konsorsium Tokyu-PT Wijaya Karya dan konsorsium Obayashi-Shimizu-PT Jaya Konstruksi. Kedua konsorsium itu akan mengerjakan tiga paket jalan layang MRT. Dua paket dikerjakan oleh Tokyu-PT Wijaya Karya dan satu lagi akan dikerjakan konsorsium Obayashi-Shimizu-PT Jaya Konstruksi.