KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah melaksanakan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada hari ini, Selasa (14/11). Minat investor SUN kali ini sedikit lebih rendah dibandingkan lelang dua pekan lalu. Berdasarkan laman resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total penawaran yang masuk pada lelang SUN tanggal 14 November 2023 sebesar Rp 33,67 triliun. Angka itu lebih rendah dibandingkan jumlah penawaran masuk pada hasil lelang SUN sebelumnya yang senilai Rp 35,87 triliun. Sementara, nominal yang dimenangkan pada lelang SUN kali ini jumlahnya sama dengan hasil penyerapan di lelang SUN dua pekan lalu. Pemerintah menyerap sebanyak Rp 19 triliun.
- SPN03240214 akan jatuh tempo pada 14 Februari 2024 yang memiliki tingkat imbalan diskonto. Seri ini mencatatkan penawaran masuk sebesar Rp 2,02 triliun dengan dengan jumlah nominial dimenangkan Rp 0,04 triliun disertai yield tertimbang yang dimenangkan sebesar 6%.
- SPN12241114 akan jatuh tempo pada 14 November 2024 dengan tingkat imbalan diskonto. Seri ini mendapatkan nilai penawaran masuk Rp 5,46 triliun dengan penawaran dimenangkan Rp 3,15 triliun disertai yield rata-rata yang dimenangkan 6,84%.
- FR0101 yang akan jatuh tempo pada 15 April 2029 mencatatkan penawaran masuk sebesar Rp 12,46 triliun. Pemerintah menyerap sebanyak Rp 8,06 triliun dengan yield rata-rata yang dimenangkan 6,95%.
- FR0100 yang akan jatuh tempo pada 15 Februari 2034 mencatatkan penawaran masuk sebesar Rp 8,02 triliun. Pemerintah menyerap sebanyak Rp 3,20 triliun dengan yield rata-rata yang dimenangkan 6,94%
- Seri FR0098 akan jatuh tempo pada 15 Juni 2038 mencatatkan penawaran masuk sebesar Rp 2,42 triliun. Pemerintah memutuskan jumlah nominal dimenangkan sebesar Rp 1,80 triliun dengan yield rata-rata yang dimenangkan 7,05%.
- FR0097 yang akan jatuh tempo pada 15 Juni 2043 mencatatkan penawaran masuk sebesar Rp 1,88 triliun. Pemerintah menyerap sebanyak Rp 1,50 triliun dengan yield rata-rata yang dimenangkan 7,11%.
- FR0089 yang jatuh tempo pada 15 Agustus 2051 mencatatkan penawaran masuk sebesar Rp 1,39 triliun. Dari situ, pemerintah menyerap sebanyak Rp 1,25 triliun dengan yield rata-rata yang dimenangkan 7,12%.