Penawaran IPO Saham SMGA Ditutup Hari Ini (26/1), Apakah Layak Beli?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari ini, Jumat 26 Januari 2024 adalah batas akhir masa penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) saham PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA). Apakah IPO saham SMGA ini layak dikoleksi?

Penawaran IPO saham SMGA telah berlangsung sejak Rabu (24/1). Setelah masa penawaran berakhir, proses IPO akan masuk pada masa penjatahan yang dijadwalkan berlangsung hari ini juga (26/1). Saham SMGA direncanakan melantai di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (30/1).

SMGA mematok harga penawaran sebesar Rp 105 per saham. Ini merupakan batas atas dari harga penawaran awal alias book building di rentang Rp 100 – Rp 105. SMGA melepas sebanyak-banyaknya sebesar 1,75 miliar saham baru yang mewakili 20% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.


Dus, manajemen SMGA akan meraup dana segar hingga Rp 183,75 miliar dari aksi korporasi IPO saham tersebut. 

Dana hasil IPO saham SMGA untuk modal kerja dalam rangka pengadaan nikel dan batubara, sebagai pembayaran atas pembelian nikel dan batubara dari supplier guna memenuhi kontrak pengadaan dengan sejumlah pihak.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yakni PT Victoria Sekuritas Indonesia yang sekaligus sebagai penjamin emisi efek.

Profil SMGA

Lalu, apakah saham SMGA layak sebagai portofolio investasi?

Sebelum membeli saham IPO, analis selalu menyarankan investor mencermati profil perusahaan, kinerja serta rencana penggunaan dana IPO. Dana IPO saham untuk belanja modal lebih bagus dibandingkan untuk pembayaran utang.

SMGA adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang perdagangan nikel dan batubara untuk pasar domestik di Indonesia.

SMGA berfokus pada nikel dan batubara yang berkualitas tinggi dengan kadar sebesar 1,5% – 1,9% untuk nikel dan kalori sebesar 3.400 – 5.300 kka/kg.

SMGA juga secara tidak langsung menjalankan usaha pertambangan melalui penyertaannya di entitas anak yaitu PT Jasatama Mandiri Sukses (JMS) yang bergerak di bidang pertambangan batu gamping.

Dalam prospektus, Rabu (24/1), SMGA akan menggunakan dana hasil IPO untuk modal kerja. Yakni untuk pembelian nikel dan batubara dari pemasok guna memenuhi kontrak pengadaan dua komoditas tersebut.

Direktur Utama Sumber Mineral Global Abadi, Julius Edy Wibowo meyakini prospek komoditas nikel masih cukup cerah ke depan. Hal ini diperkuat temuan Badan Energi Internasional alias The International Energy Agency (IEA) yang memperkirakan permintaan nikel dunia akan terus mengalami pertumbuhan.

Baca Juga: Ecocare Indo Pasifik (HYGN) Gelar IPO, Cermati Posisi dan Kinerja Keuangannya

Julius juga meyakini permintaan batubara masih solid ke depan. Hingga tahun 2025, IEA memperkirakan penggunaan batubara Indonesia akan tumbuh 4,7% per tahun. Salah satu katalisnya adalah adanya perluasan armada pembangkit listrik batubara hingga 10 gigawatt (GW).

SMGA juga memiliki bisnis di pertambangan batu gamping, yang menjadi material campuran bagi industri smelter nikel. Material gamping digunakan untuk mengurangi impurities (kotoran) yang terkandung dalam bijih nikel.

"Dengan sentimen positif ini, kami meyakini kinerja SMGA ke depan akan bertumbuh setelah melakukan IPO," harap Julius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto