JAKARTA. Lelang akses layanan pita lebar nirkabel atawa broadband wireless access (BWA) frekuensi 2.300 Mhz berakhir kemarin (16/7). Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) mencatat, jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 458,414 miliar.Nilai tersebut jauh lebih besar dari harga dasar yang ditetapkan Pemerintah, yaitu Rp 52,36 miliar. "Itu menunjukkan antusiasme peserta yang sangat besar," ujar Kepala Pusat Informasi Depkominfo Gatot S. Dewa Broto (16/7).Depkominfo juga telah menetapkan enam perusahaan dan dua konsorsium sebagai pemenang lelang tender layanan BWA di 15 zona. Masing-masing zona terbagi lagi atas dua blok, berdasarkan frekuensi. Pengadaan layanan BWA di tiap blok akan dilakukan satu perusahaan. First Media di Jakarta PT Berca Hardayaperkasa mendominasi lelang tersebut. Perusahaan milik Siti Hartati Murdaya itu berhasil memenangi tujuh zona dengan total harga penawaran mencapai Rp 66,054 miliar.Selain Berca, PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) berhasil memenangi lima zona dengan total harga penawaran Rp 50,861 miliar. "Dengan demikian kami akan melayani 12 zona di seluruh Indonesia," jelas Eddy Kurnia, Vice President Public & Marketing Communication Telkom. Sebelum ini Telkom juga berhasil memenangkan tender proyek Wimax frekuensi 3.300 Mhz di tujuh zona.Harga penawaran tertinggi datang dari First Media untuk zona 4, yang meliputi Banten dan Jabodetabek. Penawaran First Media di zona tersebut mencapai Rp 121,201 miliar.Sementara Indosat yang tadinya diprediksi akan mendominasi lelang malah tidak berhasil menang. Indosat menyatakan akan meninjau hasil lelang itu. "Toh masih ada masa sanggah hasil lelang," kata Head Public Relation Indosat Adita Irawati. Tapi, Adita mengaku Indosat tetap menyambut gembira karena IM2, anak usaha Indosat, berhasil mendapat salah satu blok di zona 5 senilai Rp 18,408 miliar. Hal ini sesuai target perusahaan yang hanya mengincar zona Jawa. Gatot mengatakan setidaknya butuh enam bulan sampai proyek dimulai. Pasalnya, setelah ini perusahaan masih harus mendapat penetapan dan mengurus izin prinsip. "Penetapan dilangsungkan 27 Juli, sedang perizinan dan persiapan perangkat bisa berbulan-bulan," imbuhnya.
Penawaran Lelang BWA Mencapai Rp 458,5 Miliar
JAKARTA. Lelang akses layanan pita lebar nirkabel atawa broadband wireless access (BWA) frekuensi 2.300 Mhz berakhir kemarin (16/7). Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) mencatat, jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 458,414 miliar.Nilai tersebut jauh lebih besar dari harga dasar yang ditetapkan Pemerintah, yaitu Rp 52,36 miliar. "Itu menunjukkan antusiasme peserta yang sangat besar," ujar Kepala Pusat Informasi Depkominfo Gatot S. Dewa Broto (16/7).Depkominfo juga telah menetapkan enam perusahaan dan dua konsorsium sebagai pemenang lelang tender layanan BWA di 15 zona. Masing-masing zona terbagi lagi atas dua blok, berdasarkan frekuensi. Pengadaan layanan BWA di tiap blok akan dilakukan satu perusahaan. First Media di Jakarta PT Berca Hardayaperkasa mendominasi lelang tersebut. Perusahaan milik Siti Hartati Murdaya itu berhasil memenangi tujuh zona dengan total harga penawaran mencapai Rp 66,054 miliar.Selain Berca, PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) berhasil memenangi lima zona dengan total harga penawaran Rp 50,861 miliar. "Dengan demikian kami akan melayani 12 zona di seluruh Indonesia," jelas Eddy Kurnia, Vice President Public & Marketing Communication Telkom. Sebelum ini Telkom juga berhasil memenangkan tender proyek Wimax frekuensi 3.300 Mhz di tujuh zona.Harga penawaran tertinggi datang dari First Media untuk zona 4, yang meliputi Banten dan Jabodetabek. Penawaran First Media di zona tersebut mencapai Rp 121,201 miliar.Sementara Indosat yang tadinya diprediksi akan mendominasi lelang malah tidak berhasil menang. Indosat menyatakan akan meninjau hasil lelang itu. "Toh masih ada masa sanggah hasil lelang," kata Head Public Relation Indosat Adita Irawati. Tapi, Adita mengaku Indosat tetap menyambut gembira karena IM2, anak usaha Indosat, berhasil mendapat salah satu blok di zona 5 senilai Rp 18,408 miliar. Hal ini sesuai target perusahaan yang hanya mengincar zona Jawa. Gatot mengatakan setidaknya butuh enam bulan sampai proyek dimulai. Pasalnya, setelah ini perusahaan masih harus mendapat penetapan dan mengurus izin prinsip. "Penetapan dilangsungkan 27 Juli, sedang perizinan dan persiapan perangkat bisa berbulan-bulan," imbuhnya.