Penawaran lelang SBSN diprediksi hingga Rp 18 T



JAKARTA. Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) pada Selasa (4/4) berpeluang membukukan penawaran hingga Rp 18 triliun. Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyebutkan, pemerintah akan menawarkan lima seri sukuk pekan depan.

Seri pertama, SPN-S 05102017 dengan imbalan diskonto yang akan jatuh tempo pada 5 Oktober 2017. Kedua, PBS013 dengan imbalan 6,25% yang bakal kedaluwarsa pada 15 Mei 2019.

Ketiga, PBS014 dengan imbalan 6,5% yang tenggat waktunya 15 Mei 2021. Keempat, PBS011 dengan imbalan 8,75% yang akan jatuh tempo pada 15 Agustus 2023. Terakhir PBS012 dengan imbalan 8,87% yang bakal kedaluwarsa pada 15 November 2031.


Pemerintah mematok target indikatif Rp 6 triliun dari lelang pekan depan. Dana hasil lelang ditujukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Jika tak ada aral melintang, setelmen dihelat pada 6 April 2017.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency Robby Rushandie memprediksi, lelang sukuk pemerintah pekan depan berpeluang meraup kelebihan penawaran hingga Rp 12 triliun - Rp 18 triliun. Pasar surat utang dalam negeri memang tengah berbalut angin segar. Lihat saja Indonesia Composite Bond Index per Kamis (30/3) yang menguat 5,87% (YtD) ke level 220,72.

Robby berpendapat, katalis positif bersumber dari terkendalinyas inflasi Indonesia. Terlebih investor asing masih terus mengalirkan dananya ke pasar keuangan Tanah Air. Ini lantaran penurunan ekspektasi realisasi kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. "Outlook dari bank sentral AS The Federal Reserve juga dovish," tukasnya.

Desmon Silitonga, Fund Manager Capital Asset Management sepakat, lelang SBSN berpotensi mengalami kelebihan penawaran hingga dua kali dari target indikatif. Tingginya minat investor terutama bersumber dari dana amnesti pajak. Sebagian institusi perbankan juga masih mengalami kelebihan likuiditas karena kesulitan mengalirkan kredit. "Jadi mereka masih masuk ke lelang, terutama yang tenor pendek seperti SPN-S 05102017," imbuhnya.

Oleh karena itu, Desmon menilai, investor masih akan memburu sukuk bertenor pendek. Apalagi pasar keuangan masih dilanda beberapa ketidakpastian global. Namun, investor jangka panjang semisal dana pensiun maupun asuransi juga akan gencar mengoleksi SBSN bertenor panjang seperti PBS012. "Seri ini sesuai dengan karakteristik dana mereka," ujar Desmon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini