Penawaran lelang sukuk capai Rp 10,99 triliun



JAKARTA. Pemerintah kembali menggelar Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa (16/5). Dari lelang kemarin, pemerintah membukukan penawaran sebesar Rp 10,99 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah menyerap dana sebesar Rp 6,02 triliun.

Nominal tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan total penawaran pada lelang sukuk sebelumnya. Pada lelang 2 Mei lalu, penawaran mencapai Rp 10,95 triliun dengan dana yang diserap Rp 4,07 triliun.

Asal tahu saja, pemerintah memasang target indikatif sebesar Rp 6 triliun dalam lelang sukuk negara kali ini. Artinya, nominal yang dimenangkan pemerintah pada lelang kali ini sedikit melebihi target indikatif.


Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra, berpendapat hasil lelang hari ini cukup ramai berkat sokongan katalis positif hasil neraca perdagangan per April yang mengalami kenaikan ketimbang bulan sebelumnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, perdagangan Indonesia pada April 2017, tercatat sebesar US$ 1,238 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi Maret sebesar US$ 1,234 miliar. "Sehingga pelaku pasar cukup percaya diri untuk memburu surat utang syariah pada lelang kali ini," tuturnya.

Ditambah, optimisme investor terkait akan dinaikkannya rating surat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat utang Internasional Standard & Poor's ke level investment grade. Ini tentu memicu minat investor terhadap instrumen SBSN semakin bertambah.

Selain tenor pendek, pada lelang kali ini investor kembali menggemari seri bertenor menengah dan panjang. Semisal seri PBS012 dengan yield rata-rata tertimbang hampir mendekati angka 8%. "Dari sisi yield-nya cukup menarik ketimbang tenor sama di surat utang negara (SUN), makanya investor berani untuk masuk ke seri tersebut," papar Made.

Di lelang hari ini, ada lima seri sukuk yang ditawarkan. Pertama, seri SPN-S03112017. Pemerintah memenangkan penawaran senilai Rp 2 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 5,44% dan imbalan diskonto. Surat utang ini jatuh tempo pada 3 November 2017.

Kedua, seri PBS013. Pemerintah mengambil Rp 1,98 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 6,99% dan imbalan 6,25%. Sukuk ini jatuh tempo pada 15 Mei 2019. Ketiga, pemerintah tidak mengambil penawaran sama sekali pada seri PBS014.

Keempat, PBS011. Pemerintah menyerap Rp 445 miliar dengan yieldrata-rata tertimbang 7,36% dan imbalan 8,75%. Instrumen ini jatuh tempo pada 15 Agustus 2023. Kelima, seri PBS012. Pemerintah mengambil Rp 1,59 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 7,99%. Obligasi ini jatuh tempo pada 15 November 2031.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini