Penawaran lelang SUN hari ini catat rekor



JAKARTA. Pemerintah kembali melakukan lelang untuk 5 (lima) seri Surat Utang Negara (SUN) pada Kamis (26/1). Total penawaran yang masuk sebesar lebih kurang Rp 50,13 triliun atau oversubscribed lebih dari 7 kali dari target indikatif yang sebesar Rp 7 triliun. Jumlah penawaran ini merupakan rekor tertinggi yang baru diraih pemerintah.

Dengan penawaran yang sangat banyak itu, pemerintah pada lelang kali ini menyerap di atas target, yaitu sebesar Rp 10,5 triliun. Semua seri diserap pemerintah dengan rincian sebagai berikut, yaitu Rp 0,8 triliun untuk SPN0312029 (penerbitan baru) bertenor 3 bulan dan Rp 1 triliun untuk seri SPN12130111 (reopening) bertenor 1 tahun.

Kemudian sebesar Rp 2,1 triliun untuk seri FR0061 yang bertenor 10 tahun, Rp 3,4 triliun untuk seri FR0059 bertenor 15 tahun dan sebesar Rp 3,2 triliun untuk seri FR0058 bertenor 20 tahun.


Analis Pasar Obligasi NC Sekuritas, I Made Adi Saputra bilang kepada Kontan, Kamis (26/1) bahwa melonjaknya penawaran di lelang kali ini adalah masih imbas dari kenaikan rating utang Indonesia oleh Fitch dan Moody's. Selain itu, merupakan dampak dari kebijakan Bank Indonesia (BI) tentang kenaikan batas bawah Suku Bunga Fasilitas Bank Indonesia (FASBI), sehingga lelang SUN kali ini semakin banyak diminati oleh pihak perbankan.

"Sepertinya pertimbangan pemerintah menyerap lebih dari target indikatif karena penawaran yield investor pun tidak terlalu tinggi, bahkan cenderung berani karena ada yang menawarkan yield yang sangat rendah dari kebiasaan," ulasnya.

Di lelang kali ini, I Made melihat para investor berlomba-lomba mendapatkan jatah di pasar primer. "Penawaran terbesar untuk seri SPN bertenor 3 bulan yang kemungkinan banyak diminta oleh pihak Bank dan juga penawaran terbanyak kedua untuk seri FR0058 yang bertenor 20 tahun yang sepertinya masih dari bank ataupun investor asing," prediksi Made.

Dengan melihat banyak yang tidak terserap di pasar primer, Made meramal para investor akan beralih ke pasar sekunder untuk ambil posisi kembali."Sepertinya, perdagangan di pasar sekunder akan marak," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: