Penawaran lelang SUN mengecil, ini penyebabnya menurut Sri Mulyani



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) menggelar lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa (21/5). Dalam lelang tersebut, total penawaran yang masuk (incoming bid) mencapai Rp 26,20 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, total penawaran yang masuk pada lelang SUN tersebut memang lebih rendah dari lelang sebelumnya. Pada lelang SUN sebelumnya yang digelar 7 Mei lalu, total penawaran yang masuk mencapai Rp 32,96 triliun.

"Incoming bid lelang SUN kemarin memang menurun dibandingkan lelang sebelumnya maupun rata-rata incoming bid lelang Januari-Mei 2019 yang mencapai Rp 37,1 triliun," kata Sri Mulyani, Kamis (23/5).


Kendati begitu, ia meyakini, penurunan permintaan pada lelang SUN ini hanya bersifat sementara. Hal ini menurutnya tak terlepas dari sentimen buruk global terkait eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang terjadi belakangan.

Bendahara umum negara ini menilai, sikap investor saat ini dipengaruhi oleh prospek meluasnya permasalahan dagang antara AS dan China ke ranah teknologi. Lantas, investor semakin bersikap wait and see, terutama terhadap pasar negara berkembang (emerging markets). 

Sementara, investor domestik menurutnya sudah dalam posisi menunggu hingga Lebaran alias hibernated. Biasanya, geliat investor domestik akan kembali naik setelah musim libur Lebaran selesai pada awal Juni mendatang.

Di sisi lain, Sri Mulyani memastikan penurunan permintaan SUN tak mengganggu kinerja pembiayaan APBN 2019. "Incoming bid tersebut sebetulnya tidak terlalu menjadi persoalan karena kebutuhan kas pemerintah melalui strategi frontloading sudah cukup baik, termasuk keputusan terakhir pemerintah melakukan penerbitan Samurai bonds," ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan, frontloading yang telah dijalankan pemerintah sejak awal tahun memastikan kebutuhan kas untuk pengeluaran APBN tetap terjaga. Oleh karena itu, penurunan permintaan pada lelang kemarin dianggap wajar dan tak akan mempengaruhi rencana pembiayaan anggaran pemerintah.

Di samping itu, pemerintah juga memperbesar nilai penerbitan Samurai Bonds yang merupakan surat utang global berdenominasi Yen pada tahun ini menjadi ¥ 177 miliar. Sri Mulyani bilang, ini turut menambah kepercayaan terhadap rencana pembiayaan anggaran sepanjang tahun ini.

"Upsize Samurai bonds yang mendekati 150% dari rencana awal itu memberikan dampak positif bagi Bank Indonesia dari sisi peningkatan cadangan devisa dan dampak positif bagi fiskal sebagai alternative financing dan menciptakan confidence terhadap kebutuhan pembiayaan hingga akhir tahun," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi