Penawaran masuk pada lelang SUN besok (28/9) diprediksi capai Rp 80 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (28/9). Jumlah penawaran yang masuk diproyeksikan masih akan tetap tinggi meski ada beberapa risiko volatilitas dalam jangka pendek.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, kejelasan mengenai tapering yang akan dilakukan paling cepat pada November dan kenaikan suku bunga acuan AS pada tahun depan akan jadi risiko jangka pendek. 

Menurutnya, hal ini akan membuat yield US Treasury naik dan menjadikannya instrumen yang menarik. Hal tersebut dinilai berpotensi membuat investor asing akan menempatkan dananya di US Treasury untuk mencari potential gain.


Walau begitu, menurutnya hal ini cenderung minim dampaknya terhadap pasar obligasi Indonesia mengingat keberadaan investor asing yang memang belum seperti sedia kala.

“Jadi kemungkinan investor asing tidak akan banyak yang masuk pada lelang SUN besok. Toh lagipula selama pandemi Covid-19 kan investor domestik yang menjadi penyokong pasar obligasi kita,” kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Jumat (24/9).

Baca Juga: Pemerintah buyback SUN dengan debt switch, investor bisa menambah durasi portofolio

Ramdhan bilang, dengan likuiditas di dalam negeri yang masih berlimpah, investor domestik masih akan banyak yang masuk pada lelang Selasa pekan depan. Namun, dengan potensi risiko jangka pendek yang meningkat, beberapa investor dinilai akan sedikit mengerem. 

Oleh sebab itu, Ramdhan memperkirakan jumlah penawaran yang masuk akan berada di kisaran Rp 70 triliun - Rp 80 triliun.

Namun, pada lelang kali ini pemerintah juga terlihat mengerem jumlah penyerapan. Hal ini tercermin dari target indikatif yang hanya Rp 12 triliun - Rp 18 triliun. Padahal, sebelumnya, target pemerintah ada di kisaran Rp 21 triliun - Rp 33 triliun. 

Ramdhan melihat turunnya target yang ditetapkan tidak terlepas dari target penerbitan SBN yang ditetapkan pemerintah pada tahun ini sudah hampir terpenuhi. Tak mengherankan jika akhirnya pemerintah pun lebih selektif memenangkan jumlah penawaran yang masuk pada lelang di sepanjang sisa tahun ini.

Lebih lanjut, Ramdhan meyakini dampak yang ditimbulkan dari efek tapering dan kenaikan suku bunga acuan akan membuat peserta lelang lebih memburu seri panjang dan menengah. Apalagi, kelompok dana pensiun dan asuransi akan berupaya untuk mengoptimalkan yield mereka dengan masuk ke tenor-tenor panjang.

“Sementara untuk yield, kemungkinan ruang pergerakanya tidak akan lebar dan masih akan mengikuti yield di pasar sekunder. Untuk yield seri acuan 10 tahun kemungkinan akan berada di kisaran 6%-6,1%,” tutup Ramdhan.

Selanjutnya: Pemerintah akan gelar lelang SUN pada Selasa (28/9), ini seri yang ditawarkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi