Penawaran sampai Rabu (27/1), harga IPO saham Widodo Makmur Rp 180 per saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU) yang bergerak di sektor perunggasan menetapkan harga saham perdana melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 180 per lembar saham. Sebelumnya, Widodo Makmur menawarkan harga IPO antara Rp 142 sampai Rp 200 per lembar saham di pasar primer.

Direktur Utama WMU Ali Mas'adi mengatakan, dalam IPO ini Widodo Makmur mengalokasi penjatahan saham untuk fixed allotment sebanyak 99% dan pooling allotment 1%. Dalam gelaran IPO ini, proporsi investor yang menyerap yakni investor institusi 69,5% dan ritel 30,5%. Seiring dengan market yang didominasi oleh pemain retail, saat ini diperlukan alokasi retail yang mencukupi dan juga untuk menjaga likuiditas di pasar sekunder.

"Saham IPO kami masih cukup diminati di tengah kondisi pasar yang masih menantang. Ditambah lagi IPO ini dilakukan pada awal tahun dan investor masih mengamati pergerakan pasar dan kondisi perekonomian di tengah pandemi Covid-19," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (26/1).


Baca Juga: BEI masih kantongi 30 perusahaan dalam pipeline IPO

Widodo Makmur juga berupaya menjaga minat investor di pasar sekunder (secondary market) menjadi lebih baik, denganĀ  menurunkan total saham yang dilepas ke publik atau free float dari 35% menjadi 15% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

"Kami ingin menjaga performa saham di pasar sekunder tetap berjalan baik dan stabilitas permintaan terjaga," kata Ali.

Adapun masa penawaran awal atau telah dilakukan pada 7-13 Januari 2021. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah diperoleh pada tanggal 22 Januari 2021. Selanjutnya penawaran umum dilakukanĀ  25 - 27 Januari 2021.

Kemudian, untuk penjatahan saham pada 29 Januari 2021 dan distribusi saham 1 Februari 2021. Pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada 2 Februari 2021.

Aksi korporasi WMU, menurut Ali, tidak berhenti pada IPO saja, pihaknya berencana menerbitkan obligasi di akhir tahun ini untuk mendukung ekspansi perusahaan. "Kami ingin laba terjaga dan model bisnis berbasis rumah potong ayam (RPA) akan tetap sesuai perencanaan," imbuh dia.

Corporate Finance CIMB Sekuritas Giovan Sitepu menyebutkan, sejauh ini minat investor terhadap saham WMU cukup baik dan respons pasar terbilang masih cukup dinamis di tengah kondisi pandemi Covid-19. Apalagi WMU berada pada sektor bisnis perunggasan yang hingga saat ini masih terus mencatatkan penguatan permintaan akan daging ayam beserta turunannya.

"Responsnya masih cukup positif karena minatnya cukup besar. Kembali lagi kami bandingkan ke kondisi sekarang yang memang masih cukup menantang tapi IPO ini cukup bagus," kata dia.

Tahun ini, Widodo Makmurmengalokasikan dana investasi sebesar Rp 1,5 triliun dari sebelumnya Rp 1,9 triliun. Alokasi penggunaan dana investasi untuk menambah kapasitas produksi ayam broiler sebanyak 6 juta broiler melalui dua tahap.

Pada tahap pertama sebanyak 4 juta broiler di tahun ini dan 2 juta broiler di tahun 2022. Sumber pendanaannya berasal dari kas internal dan sumber lainnya.

Selanjutnya: Widodo Makmur Unggas mengurangi jumlah saham IPO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat