KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU) yang bergerak di sektor perunggasan menetapkan harga saham perdana melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 180 per lembar saham. Sebelumnya, Widodo Makmur menawarkan harga IPO antara Rp 142 sampai Rp 200 per lembar saham di pasar primer. Direktur Utama WMU Ali Mas'adi mengatakan, dalam IPO ini Widodo Makmur mengalokasi penjatahan saham untuk fixed allotment sebanyak 99% dan pooling allotment 1%. Dalam gelaran IPO ini, proporsi investor yang menyerap yakni investor institusi 69,5% dan ritel 30,5%. Seiring dengan market yang didominasi oleh pemain retail, saat ini diperlukan alokasi retail yang mencukupi dan juga untuk menjaga likuiditas di pasar sekunder. "Saham IPO kami masih cukup diminati di tengah kondisi pasar yang masih menantang. Ditambah lagi IPO ini dilakukan pada awal tahun dan investor masih mengamati pergerakan pasar dan kondisi perekonomian di tengah pandemi Covid-19," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (26/1).
Penawaran sampai Rabu (27/1), harga IPO saham Widodo Makmur Rp 180 per saham
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU) yang bergerak di sektor perunggasan menetapkan harga saham perdana melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 180 per lembar saham. Sebelumnya, Widodo Makmur menawarkan harga IPO antara Rp 142 sampai Rp 200 per lembar saham di pasar primer. Direktur Utama WMU Ali Mas'adi mengatakan, dalam IPO ini Widodo Makmur mengalokasi penjatahan saham untuk fixed allotment sebanyak 99% dan pooling allotment 1%. Dalam gelaran IPO ini, proporsi investor yang menyerap yakni investor institusi 69,5% dan ritel 30,5%. Seiring dengan market yang didominasi oleh pemain retail, saat ini diperlukan alokasi retail yang mencukupi dan juga untuk menjaga likuiditas di pasar sekunder. "Saham IPO kami masih cukup diminati di tengah kondisi pasar yang masih menantang. Ditambah lagi IPO ini dilakukan pada awal tahun dan investor masih mengamati pergerakan pasar dan kondisi perekonomian di tengah pandemi Covid-19," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (26/1).