Penawaran sukuk negara terbaru capai Rp 21,35 T



JAKARTA. Tingginya minat investor pada surat utang domestik masih berlanjut. Hal ini tercermin pada jumlah penawaran yang masuk pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk negara, Selasa (26/7). Penawaran yang masuk mencapai Rp 21,35 triliun.

Dari lelang kali ini, pemerintah cuma menyerap Rp 5,42 triliun. Dana ini akan digunakan untuk memenuhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.

Desmon Silitonga, analis Capital Asset Management, berpendapat, tingginya minat investor dipicu kondisi pasar obligasi yang masih berbalut tren positif. Pemicunya, kebijakan pengampunan pajak alias tax amnesty yang mulai berlaku sejak 1 Juli 2016.


Dana hasil repatriasi diyakini antara lain akan masuk ke pasar obligasi. Investor juga optimistis terhadap prospek pasar obligasi Indonesia, sebab BI berpotensi terus menurunkan suku bunga acuan. "Inflasi dalam negeri juga masih terkendali," jelas Desmon.

Memang, pelaku pasar global masih menantikan hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, yang berlangsung 26-27 Juli ini. Tapi, hal ini tidak terlalu berdampak pada pasar sukuk, lantaran mayoritas investor pasar sukuk Indonesia berasal dari dalam negeri.

Sekadar info, per 22 Juli 2016, porsi asing di SBSN domestik yang dapat diperdagangkan hanya Rp 15,07 triliun, atau 6,95% dari total outstanding Rp 216,95 triliun. Menurut Desmon, tawaran yield cukup moderat, serupa dengan pergerakan yield di pasar sekunder.

Investor menyadari pemerintah memiliki bargaining power yang besar karena target SUN hampir terpenuhi. Karena itu, peserta lelang harus menawarkan imbal hasil yang menarik agar tawarannya dimenangkan.

Kemarin, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melelang lima seri sukuk negara. Pertama, SPNS27012017 yang menawarkan yield rata-rata tertimbang 6,1% dan imbalan diskonto. Pemerintah menyerap Rp 200 miliar dari surat utang yang jatuh tempo pada 27 Januari 2017 ini.

Kedua, seri PBS009 dengan yield rata-rata tertimbang 6,64% dan imbalan 7,75%. Pemerintah melepas Rp 2 triliun sukuk seri ini. Ketiga, seri PBS006 dengan yield rata-rata tertimbang 7,03% dan imbalan 8,25%.

Dari sukuk ini, pemerintah memperoleh dana Rp 3 triliun. Keempat, sukuk PBS011 yang memiliki yield rata-rata tertimbang 7,42% dan imbalan 8,75%. Penawaran yang diterima pemerintah untuk sukuk ini mencapai Rp 220 miliar.

Kelima, seri PBS012. Tapi, pemerintah tidak menyerap penawaran yang masuk dari seri ini. "Karena yield yang diminta investor tinggi," ujar Desmon. Yield yang masuk berkisar 7,72%-8,16%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie