KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua calon emiten PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) dan PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) merampungkan masa penawaran umum (offering) pada Kamis (4/4). Keduanya akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 April 2024. MHKI dan ATLA menggelar penawaran umum pada 2 April - 4 April 2024. MHKI menawarkan sebanyak 750 juta saham baru dengan nominal Rp 50 setiap saham, mewakili 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dalam Initial Public Offering (IPO) ini, MHKI mematok harga Rp 160 per saham untuk meraup dana segar sebesar Rp 120 miliar. MHKI menunjuk NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.
Baca Juga: Puluhan Emiten Anyar Terseret Ke Papan Pemantauan Khusus, Kualitas IPO Dipertanyakan Sementara itu, ATLA menawarkan 1,2 miliar saham dengan nilai nominal Rp 8 setiap saham, mewakili 19,36% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. ATLA membanderol harga penawaran sebesar Rp 100 per saham untuk membidik dana sebesar Rp 120 miliar. Bersamaan dengan IPO, ATLA menerbitkan sebanyak 1,74 miliar Waran Seri I atau 34,80% dari total jumlah saham. Dana yang bisa terkumpul dari Waran Seri I ini mencapai Rp 522 miliar. Artha Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ATLA. Menilik profil perusahaan, MHKI bergerak di bidang usaha pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) maupun non-B3. MHKI mengembangkan bisnis menjadi industri pengangkut, pengumpul, pengolah dan pemanfaat. Dari sisi kinerja, MHKI meraup pendapatan sebesar Rp 108 miliar per September 2023, tumbuh 13,30% secara tahunan (Year on Year/YoY). Namun pada periode yang sama, laba bersih MHKI turun 5,56% secara YoY menjadi Rp 23,25 miliar. Membawa MHKI memiliki laba per saham dasar sebesar Rp 7,75. MHKI akan memakai dana hasil IPO untuk keperluan pengembangan usaha. Sekitar 97,90% dialokasikan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex), dimana 60,32% sebagai capex dalam rencana pabrik baru di Lamongan, Jawa Timur dan 39,68% untuk capex di head office. Sisanya dipakai untuk modal kerja (working capital) penambahan persediaan bahan baku dan biaya operasional. Sedangkan ATLA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang survei dan layanan untuk perusahaan energi. Secara kinerja, ATLA mencetak pendapatan sebesar Rp 30,75 miliar per September 2023, merosot 26,59% (YoY). ATLA mengantongi laba tahun berjalan Rp 1,87 miliar, turun 36,61% (YoY). Laba per saham dasar ATLA adalah Rp 0,40. Merujuk prospektus, sekitar 43,52% dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian peralatan penunjang kegiatan operasional. Sedangkan sisanya akan dipakai untuk keperluan modal kerja. Seluruh dana dari pelaksaan Waran Seri I juga akan dipakai sebagai modal kerja.
Baca Juga: Atlantis Subsea (ATLA) Patok Harga Penawaran IPO Rp 100 Per Saham, Valuasinya Premium Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengingatkan agar pelaku pasar selektif dalam memilah saham-saham baru. Terutama dengan mencermati kondisi fundamental, prospek usaha, tata kelola, jumlah saham beredar hingga penjamin emisinya. Dengan angka nominal yang terbilang rendah, Reza melihat kedua calon emiten ini cenderung dapat diserap oleh pasar. Dana yang didapat dari IPO pun akan dipakai untuk pengembangan usaha maupun modal kerja. "Namun menarik atau tidaknya di mata investor, ini masih tanda tanya. Pelaku pasar harus cek detail, jangan sampai pasca IPO bukan naik, malah turun harga sahamnya, ini yang harus diperhatikan," kata Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (4/4). Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy menyoroti harga penawaran MHKI dan ATLA yang memakai batas bawah saat masa penawaran awal (book building). Sehingga menurut Abdul, hal ini mengindikasikan kedua saham tersebut kurang menarik di mata investor. Adapun, pada masa book building MHKI menawarkan harga Rp 160 - Rp 200, sedangkan rentang harga ATLA di Rp 100 - Rp 120. Dari sisi bisnis, Abdul memandang MHKI punya prospek menarik dengan potensi pengelolaan limbah yang besar di Indonesia, membuka peluang bagi pertumbuhan kinerja MHKI. Prospek bisnis ATLA juga cukup apik. Hanya saja, laporan keuangan ATLA malah menunjukkan penurunan kinerja pendapatan. Abdul pun mengukur potensi valuasi kedua calon emiten dengan mengacu pada rata-rata laporan keuangan tiga tahun terakhir.
Baca Juga: IPO Dunia Virtual Online (AREA) Oversubscribed 17,5 Kali Hitungan Abdul, MHKI memiliki Price to Earnings Ratio (PER) senilai 7,4 kali, dengan Price to Book Value (PBV) di angka 7,1 kali. Sedangkan ATLA mempunyai PER di 30,7 kali dan PBV sebesar 15,5 kali. Sehingga dari sisi laporan keuangan dan valuasi, Abdul menyarankan untuk wait and see terlebih dulu. Pelaku pasar tidak perlu terburu-buru mengoleksi saham baru tersebut. Bagi yang sudah membeli pada masa penawaran umum, Abdul menyarankan untuk cermat dan mewaspadai volatilitas harga setelah saham resmi melantai di bursa. "Bagi yang sudah membeli saat IPO, disarankan untuk mewaspadai pergerakan yang volatile di hari pertama listing. Dikhawatirkan adanya aksi taking profit atau bahkan aksi panic selling jika saham tersebut mengalami penurunan yang signifikan," tandas Abdul. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi