KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara, Selasa (20/8), masih tergolong ramai. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai penawaran masuk dari para investor. Seperti yang diketahui, nilai penawaran masuk pada lelang sukuk negara mencapai Rp 21,40 triliun. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang lelang sukuk negara dua pekan lalu. Saat itu nilai penawaran masuk mentok di angka Rp 18,05 triliun. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pasar obligasi Indonesia sebenarnya mengalami koreksi pada Selasa (20/8). Terbukti, yield Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun kembali naik dari 7,27% menjadi 7,32%, menurut data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI). Begitu pula kurs rupiah spot yang melemah 0,21% ke level Rp 14.268 per dollar AS pada Selasa (20/8).
Baca Juga: Pinjaman valas meningkat 10,8% di semester I-2019 Namun, para investor tampaknya lebih merespons perubahan positif di pasar obligasi yang terjadi di akhir pekan lalu hingga Senin (19/8). Alhasil, lelang sukuk negara tetap berlangsung ramai. Saat itu, kondisi pasar membaik karena meredanya kekhawatiran investor terhadap inversi kurva yield US Treasury di pekan silam. “Pejabat The Federal Reserves telah menyatakan ekonomi AS masih cukup solid, sehingga potensi resesi ekonomi relatif kecil,” kata Josua. Selain itu, ramainya lelang sukuk negara juga disebabkan perilaku para investor yang ingin memaksimalkan keuntungan yield yang masih terbilang atraktif. Namun, karena risiko di pasar obligasi masih tergolong besar, para investor tampak lebih berhati-hati dengan masuk ke seri-seri bertenor pendek. Tercatat, seri SPNS07022020 menjadi seri yang paling laris diburu oleh investor. Nilai penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 7 Februari 2020 mencapai Rp 7,23 triliun. Baca Juga: Harga SUN berpeluang naik, seri-seri ini bisa jadi opsi bagi investor