Pencadangan naik, laba Bank Mayapada turun 22,3% meski kredit masih tumbuh



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mayapada Internasional Tbk menyebut pada semester I-2018 mencatatkan perbaikan kinerja. Terutama dari sisi kredit yang naik 18% per Juni 2018 menjadi Rp 60,85 triliun dari posisi tahun sebelumnya Rp 51,55 triliun.

Meski begitu, Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi mengatakan pada semester I-2018 dana pihak ketiga (DPK) memang tumbuh lebih lambat. Tercatat DPK di paruh pertama baru tumbuh 8,52% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 67,03 triliun.

Alhasil, loan to deposit ratio (LDR) perseroan naik dari 83,46% per kuartal II-2017 menjadi 90,78% pada paruh pertama tahun ini. Kendati kredit tumbuh pesat, laba bersih perseroan justru menyusut. 


Per kuartal II 2018 laba bersih Bank Mayapada turun 22,13% dari Rp 493,91 miliar di semester I-2017 menjadi Rp 384,58 miliar di tahun ini.

"Laba turun karena ada pencadangan yang naik karena NPL (non performing loan). Kalau bank bentuk pencadangan otomatis laba tergerus, selain itu NIM (net interest margin) kami juga tergerus karena kenaikan bunga," katanya di Jakarta, Selasa (31/7).

Memang, bila merujuk pada laporan keuangan semester I-2018 secara tahunan Bank Mayapada mencatatkan NPL naik dari 2,78% menjadi 4,34% pada Juni 2018. Selain itu, NIM juga menyusut dari posisi semester I-2017 4,1% menjadi 3,98%.

Peningkatan NPL tersebut menurut Hariyono sudah mulai membaik ketimbang posisi pada Maret 2018 lalu yang sempat mencapai 6%. Menurutnya, saat ini kondisi usaha debitur Bank Mayapada sudah membaik, karenanya pihaknya tidak perlu melakukan restrukturisasi.

"NPL ini di Januari sampai Maret 2018 itu ada kredit yang tidak lancar. Jadi, tadinya kredit itu ada di coll 2 karena tiga bulan masih macet naik ke coll 3 sehingga NPLnya naik. Tapi, kami tidak restrukturisasi karena sudah jalan lagi kreditnya," jelasnya.

Sementara itu, penurunan NIM dikarenakan peningkatan suku bunga kredit lebih lambat dibandingkan suku bunga dana. Oleh karenanya, pada Juli-Agustus 2018 pihaknya berencana menaikkan suku bunga kredit di kisaran 50 basis poin (bps)-75 bps.

Hingga akhir tahun, Hariyono optimistis pihaknya mampu menggenjot pertumbuhan kredit dan laba bersih sebesar 15%. "Saya percaya di semester II-2018 ini permintaan kreditnya banyak. Karena sektor ekonomi riilnya tumbuh," jelasnya.

Pada akhir Juni 2018 posisi rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Mayapada meningkat dari 12,49% di periode tahun lalu menjadi 13,88%. 

Guna memperkuat sisi permodalan, dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) 2018, bank milik taipan Dato Sri Tahir ini akan melakukan rights issue dengan target dana sebesar Rp 2 triliun.

Tak hanya itu, bank bersandi emiten MAYA ini akan menerbitkan obligasi subordinasi sebanyak Rp 3 triliun pada September 2018. Bila seluruh target dana terserap, Hariyono menyebut CAR akan meningkat menjadi 20% pada akhir tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi