Pencadangan naik, laba CIMB Niaga menyusut 89,9%



JAKARTA. Tahun kambing kayu sepertinya tahun penuh tantangan bagi PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lihat saja, perseroan ikut terhanyut dalam perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional yang juga mempengaruhi kinerja bank umum. Salah satunya tercermin dari perolehan laba bersih perseroan yang menyusut 89,9% (bukan konsolidasi) pada kuartal ketiga tahun ini.

Berdasarkan keterangan resmi perseroan, laba bersihnya pada kuartal ketiga tahun ini mencapai Rp 238,4 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, perseroan sempat membukukan laba bersih sebesar Rp 2,376 triliun.

Salah satu faktor yang menyeret turun laba perseroan adalah pertumbuhan beban operasionalnya lebih tinggi dibandingkan kenaikan pendapatan bunga bersihnya. Beban operasional perseroan tercatat tumbuh 71,5% menjadi Rp 7,851 triliun, sedangkan pendapatan bunga bersihnya cuma naik 6,3% menjadi Rp 8,241 triliun.


Selain itu, kata Tigor M Siahaan, Direktur Utama CIMB Niaga, terjadi kenaikan beban pencadangan sebesar 163,6% secara tahunan. "Ini sebagai akibat dari melemahnya kondisi perekonomian dan lingkungan operasional yang semakin menantang," ujarnya, Senin (2/11).

Laporan keuangan CIMB Niaga juga menyebutkan, net interest margin/NIM perseroan turun tipis dari 5,44% menjadi hanya 5,44% per September 2015. Di sisi lain, penurunan juga terjadi pada loan to deposit ratio/LDR, yakni dari 94,53% pada kuartal ketiga tahun lalu menjadi 92,04% pada periode yang sama tahun ini.

Beruntung, rasio kredit bermasalah atawa nonperforming loan ikut susut dari 3,35% menjadi 3,17%. NPL gross CIMB Niaga turun sebagai hasil dari penjualan aset ke perusahaan yang terafiliasi dari CIMB Group. CIMB Niaga juga telah meningkatkan rasio loan gross coverage.

Upaya itu dinilai telah memperbaiki pencadangan perseroan. "Kami melihat peluang dan akan meningkatkan fokus bisnis pada segmen konsumer dan usaha kecil menengah sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan pendapatan. Kami tetap konservatif dalam situasi ini dan telah menaikkan loan loss coverage menjadi 120,96%," imbuh Tigor.

Adapun, dari sisi aset, CIMB Niaga mampu mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar ke lima di Indonesia. Aset perseroan mencapai Rp 244,29 triliun atau meningkat 7,3%. Sementara, dari sisi kredit, pihaknya membukukan pertumbuhan 7,2% atau menjadi Rp 178,89 triliun.

Kredit korporasi menyumbang pertumbuhan tertinggi, yakni 15,9%. Sedangkan, kredit konsumer mencatatkan peningkatan 5,4% dan kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebesar 4,9%, serta kredit komersial yang relatif stagnan dengan pertumbuhan 0,2% secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri