JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi tren margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan sampai akhir tahun akan turun. Sebab, laba perbankan diprediksi masih akan tertekan dengan adanya kenaikan biaya pencadangan atau provisi. Sebagai informasi, sampai April 2016, tercatat pencadangan atau provisi perbankan mengalami kenaikan 104% yoy. Kenaikan ini disebabkan karena adanya kredit bermasalah yang mengalami kenaikan. Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK mengatakan, kenaikan biaya provisi ini disebabkan karena masih lemahnya kondisi ekonomi makro yang menyebabkan pertumbuhan dan kualitas kredit menurun. Provisi yang naik menyebabkan laba bersih perbankan agak tertekan. “Dengan laba yang turun ini kami prediksi ke depan, NIM bisa turun menjadi 3,5% sampai 4%,” ujar Nelson, Jumat, (3/6).
Sebagai informasi, sampai April 2016, tercatat laba bersih perbankan hanya naik sebesar 1%. Hal ini disebabkan karena laba operasional tergerus biaya provisi. Tercatat, level rasio provisi terhadap total kredit naik 3,4% dari 2,8% pada tahun lalu. Sebagai gambaran, OJK memang mendorong, NIM perbankan turun. OJK bahkan memberikan insentif berupa kemudahan pembukaan jaringan kantor bank bagi bank yang mempunyai NIM dibawah 4,5%.