JAKARTA. Badan penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) berhati-hati dalam mengelola dana. Pencairan jaminan hari tua (JHT) yang tidak dapat dihindari membuat BPJS harus cermat mengatur likuiditas. Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan, sepanjang empat bulan pertama tahun ini, hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp 6,2 triliun. Angka ini setara dengan 29,19% dari target investasi hingga akhir tahun sebesar Rp 21 triliun. Sementara return of investment per April 2016 (unreconciled) mencapai 8,71%. Pada periode yang sama, total penarikan jaminan hari tua (JHT) mencapai 6,2 triliun. Sementara BPJS memprediksi klaim JHT hingga akhir tahun sebesar Rp 22 triliun. Pihaknya mengaku melakukan monitoring pengajuan klaim JHT secara periodik baik harian, mingguan, dan bulanan.
Pencairan JHT BPJS Ketenagakerjaan Rp 6,2 triliun
JAKARTA. Badan penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) berhati-hati dalam mengelola dana. Pencairan jaminan hari tua (JHT) yang tidak dapat dihindari membuat BPJS harus cermat mengatur likuiditas. Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan, sepanjang empat bulan pertama tahun ini, hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp 6,2 triliun. Angka ini setara dengan 29,19% dari target investasi hingga akhir tahun sebesar Rp 21 triliun. Sementara return of investment per April 2016 (unreconciled) mencapai 8,71%. Pada periode yang sama, total penarikan jaminan hari tua (JHT) mencapai 6,2 triliun. Sementara BPJS memprediksi klaim JHT hingga akhir tahun sebesar Rp 22 triliun. Pihaknya mengaku melakukan monitoring pengajuan klaim JHT secara periodik baik harian, mingguan, dan bulanan.