JAKARTA. Penyerapan kredit infrastruktur, terutama untuk pembiayaan proyek jalan tol, masih amat rendah. Para bankir bank pelat merah, yang aktif menjadi kreditur proyek jalan tol, sangat mengeluhkan masalah ini. Ambil contoh PT Bank BNI Tbk. Hingga kini, BNI sudah meneken komitmen pembiayaan untuk sembilan ruas tol senilai total Rp 7,6 triliun. Namun dari fasilitas sebesar itu, baru sebesar Rp 550 miliar yang sudah dicairkan. "Secara umum penyerapan masih relatif kecil. Kredit yang sudah cair adalah fasilitas untuk jalan tol Kanci-Pejagan," ujar Direktur Korporasi BNI Khrisna Suparto di Jakarta, Jumat (11/12). PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) mengalami nasib setali tiga uang dengan BNI. Asmawi Syam, Direktur Bisnis Kelembagaan BRI menuturkan, pencairan kredit tol sangat lamban karena terbentur persoalan di lapangan. "Pembebasan lahan masih menjadi kendala,” katanya.
Asmawi berharap, pemerintah lebih responsif mengatasi persoalan tersebut. Jika masalah pembebasan lahan teratasi, kredit ke proyek tol bakal lebih deras. “Kami berharap, kebijakan pemerintah mempercepat pembangunan jalan tol menjadi jalan keluar," kata Asmawi. BRI sejauh ini sudah meneken komitmen pembiayaan jalan tol senilai total Rp 4,697 triliun. Namun ia tidak ingat persis berapa kredit yang sudah dicairkan.