Pencairan reksadana capai Rp 596 miliar



JAKARTA. Melesatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama April 2012 memicu aksi para investor reksadana merealisasikan keuntungan alias profit taking. Ini terindikasi dari tingginya nilai penjualan reksadana atawa redemption.

Merujuk ke data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), redemption reksadana selama bulan lalu mencapai Rp 596, 57 miliar.

Adapun nilai pembelian atau subscription reksadana bulan lalu sebesar Rp 434,39 miliar. Total nilai dana kelolaan industri reksadana mencapai Rp 172,63 triliun.


IHSG, pada 3 April, memecahkan rekor tertingginya 4.215. Rekor itu kemudian diperbarui pada 3 Mei, dengan menyentuh 4.224. Dibandingkan posisi penutupan akhir Maret, IHSG ditutup naik 1,43% di akhir April.

Parto Kawito, Direktur Infovesta Utama, perusahaan riset pasar modal, menilai, bulan lalu IHSG banyak terungkit sentimen positif laporan kinerja emiten kuartal I-2012.

Kenaikan IHSG paling besar berimbas pada kinerja reksadana saham. Tak heran, manajer investasi mencatat, banyak redemption terjadi di produk reksadana saham.

Produk Batavia Dana Saham kelolaan Batavia Prosperindo Aset Manajemen, misalnya, arus redemption-nya mencapai Rp 111,02 juta selama April lalu. Sedang nilai pembelian cuma Rp 3,88 juta. Batavia Dana Saham Syariah juga mencatat redemption hingga Rp 515,64 juta. "Investor banyak yang profit taking," kata Yulius Manto, Direktur Batavia Prosperindo.

Investor reksadana saat ini cenderung menahan diri melihat banyaknya sentimen negatif yang membayangi pasar global. Penurunan pasar saat ini kemungkinan banyak dimanfaatkan investor untuk subscription di harga murah.

Jika menilik siklus tahunan, IHSG berpotensi naik selama bulan Juli nanti, terdorong sentimen laporan kinerja emiten kuartal II-2012. Namun, IHSG bisa tertekan lagi, sebulan kemudian. "Biasanya, investor berpeluang meraup untung optimal jika masuk di bulan Oktober," ujar Parto.

Menurut siklus, pasar kerap jatuh pada Oktober, namun bulan-bulan berikutnya lanjut reli hingga Januari. Return investor reksadana bisa optimal jika tepat menentukan timing masuk. Investor bisa saja masuk tanpa memperhatikan kondisi pasar, jika tujuannya jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie