KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia kini tengah berupaya mendorong pengurangan impor bensin (gasoline) melalui sejumlah strategi termasuk lewat proyek gasifikasi batubara menjadi metanol, Saat ini tercatat, impor gasoline di tahun 2019 mencapai 119 juta barel, kemudian sempat turun menjadi 91 juta barel di tahun 2020, dan diperkirakan melonjak lagi jadi 140 juta barel di 2021. Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan produk metanol dapat digunakan untuk pencampuran dengan gasoline demi mengurangi angka impor. "Pengurangan defisit gasoline dapat melalui pencampuran dengan metanol dan alkohol," ungkap Arifin beberapa waktu lalu. Menanggapi rencana tersebut, Ketua Millennium Development Goals (MDGs) ITB Tirto Prakoso mengungkapkan penggunaan metanol berpotensi menghambat rencana pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Pencampuran metanol dengan bensin berpotensi hambat pengurangan emisi gas rumah kaca
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia kini tengah berupaya mendorong pengurangan impor bensin (gasoline) melalui sejumlah strategi termasuk lewat proyek gasifikasi batubara menjadi metanol, Saat ini tercatat, impor gasoline di tahun 2019 mencapai 119 juta barel, kemudian sempat turun menjadi 91 juta barel di tahun 2020, dan diperkirakan melonjak lagi jadi 140 juta barel di 2021. Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan produk metanol dapat digunakan untuk pencampuran dengan gasoline demi mengurangi angka impor. "Pengurangan defisit gasoline dapat melalui pencampuran dengan metanol dan alkohol," ungkap Arifin beberapa waktu lalu. Menanggapi rencana tersebut, Ketua Millennium Development Goals (MDGs) ITB Tirto Prakoso mengungkapkan penggunaan metanol berpotensi menghambat rencana pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).