Pencarian dana sektor komoditas kian ramai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten kesulitan menembus pasar obligasi atau pinjaman global. Namun, kondisi ini tak mengurangi niat emiten lain untuk tetap masuk ke pasar tersebut.

PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) misalnya. Emiten perkebunan ini berencana menerbitkan obligasi global (global bond) US$ 400 juta atau setara sekitar Rp 5,62 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi, emisi tersebut akan TBLA gunakan untuk melunasi dua emisi. Pertama, senior notes senilai US$ 250 juta yang baru akan jatuh tempo pada 2023.


TBLA juga akan melunasi Obligasi Berkelanjutan I TBLA Rp 1,5 triliun yang akan jatuh tempo pada 2023 dan 2025. Selain itu, perusahaan juga berencana melunasi sejumlah utang jangka pendek menggunakan sisa dana hasil global bond tersebut.

Baca Juga: Tunas Baru Lampung (TBLA) akan menerbitkan obligasi US$ 400 juta

Kemungkinan, aksi korporasi TBLA baru akan terealisasi selepas kuartal pertama tahun ini mengingat RUSPLB untuk meminta restu pemegang saham baru dilakukan pertengahan bulan depan.

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga dikabarkan tengah mencari pinjaman baru senilai US$ 400 juta. Emiten batubara ini bahkan telah mengundang sejumlah kreditur existing untuk mencari pihak yang bersedia mengucurkan pinjaman. Bagi kreditur yang bersedia, tawaran kucuran kredit dijadwalkan akan masuk pertengahan bulan ini.

Meski belum merinci secara detil, namun Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira menjelaskan, ADRO akan selalu berupaya untuk memperkuat struktur permodalan. "Pinjaman merupakan salah satu opsi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/2).

ADRO bakal menggunakan pinjaman tersebut untuk membiayai kembali atawa refinancing sejumlah kewajiban yang bakal jatuh tempo.

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) dikabarkan tengah mencari pinjaman US$ 400 juta

Salah satu kewajiban terbesar adalah, pinjaman sindikasi yang ADRO terima pada 25 Agustus 2014. OCBC merupakan agen fasilitas atas pinjaman dengan plafon US$ 1 miliar ini.

Pinjaman tersebut memiliki bunga LIBOR ditambah persentase tertentu. Jatuh tempo pinjaman ini berlangsung pada 25 Agustus 2021.

Saldo terutang atas pinjaman itu sebesar US$ 448 juta. Sebesar US$ 36 juta telah ADRO bayar tahun lalu, sehingga sisa US$ 412 juta perlu dilunasi tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto