Pencurian minyak mentah Pertamina EP makin tinggi



JAKARTA. PT Pertamina EP kembali ungkap pencurian minyak di wilayah Sumatera Selatan. Bahkam dalam seminggu terakhir, angka pencurian minyak di daerah tersebut meningkat.

Public Relation Manager Pertamina EP Muhammad Baron mengaku telah disita barang bukti berupa kapal tongkang yang dimodifikasi untuk menampung minyak hasil curian, serta berbagai alat untuk melakukan illegal tapping.

Sebanyak 6 orang diciduk oleh tim keamanan gabungan dari PT Pertamina EP, Kepolisian dan TNI, sementara enam lainnya melarikan diri. Keenam tersangka tersebut dibekuk saat sedang beroperasi di daerah sungai Ogan Ilir yang merupakan wilayah operasi PT Pertamina EP, Adera Field pada Minggu (23/11).


Pencurian minyak terungkap saat staf security PT Pertamina EP mandapatkan laporan adanya tindakan illegal tapping. Tim pun diterjunkan untuk menggrebek operasi yang jelas-jelas merugikan negara itu. "Diperkirakan kapal tersebut bisa memuat 5.000 - 8.000 liter minyak mentah. Ditemukan juga selang-selang yang digunakan untuk menyalurkan minyak tersebut," kata Baron, Senin (24/11).

Baron menerangkan, angka pencurian minyak khususnya di Ogan Ilir seminggu terakhir naik cukup tinggi. Di tahun ini, sudah ada 29 kasus pencurian dimana yang paling banyak terjadi pada bulan November ini.

Diharapkan kasus ini dapat segera diselesaikan dan terungkap semua dalam dibelakangnya, mulai dari yang ambil minyak, beking, maupun penadah. “Ini jelas-jelas merugikan negara, terlebih ditengah kondisi kesulitan energi negeri ini sekarang" tegas dia.

Pertamina akan memperkuat koordinasi dengan seluruh pihak terkait dalam rangka meningkatkan keamanan di area operasi PT Pertamina EP. Ia pun berharap peran serta masyarakat untuk saling membantu dalam menjaga dan memastikan minyak bumi sebagai energi yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyat.   “Kami himbau agar masyarakat yang mengetahui hal-hal yang mencurigakan di sekitar wilayah tempat tinggal mereka mohon dapat segera menginformasikan kepada kami agar dapat segera ditindaklanjuti," pungkas baron.

Sementara itu, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri mengatakan, Pertamina harus berani mengungkap siapa dalangnya, bukan hanya pemain lapangan. “Pertamina mau tidak menangkap beneran? Kalau memang niat menangkap dibalik itu, semua pasti ketangkep,” katanya kepada KONTAN, Senin (24/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa