KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendanaan start up Indonesia kuartal pertama 2018 catat pertumbuhan positif. Tak heran pada awal 2018 ini saja GO-JEK mengumumkan menerima pendanaan dari beberapa investor, yang disebut-sebut mencapai angka US$1,5 miliar setara dengan Rp20 triliun. Jumlah yang besar bila dibandingkan pada 2017 dimana Tokopedia dan Traveloka mengumumkan pendanaan yang mengantarkan dua start up ini sebagai perusahaan unicorn Indonesia. Guna mencapai target pemrintah untuk mencapai lima unicorn di 2019, Kementerian Komunikasi dan Informasi bersama Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) tengah menyiapkan calon unicorn berikutnya.
"Kami sedang memantau kader terbaru yang harapannya akan jadi calon Unicorn di 2019 nanti. Ada 20-an perusahaan yang sudah di short list oleh Program Nexticorn (The Next Indonesian Unicorn). Kebanyakan di fintech dan kami cukup yakin 1-2 unicorn berikutnya adalah dari daftar ini," ujar Wakil Ketua Amvesindo dari Convergence Ventures Donald Wihardja kepada Kontan.co.id pekan lalu. Namun Donald tidak bisa menyampaikan daftar 20 perusahaan start up ini hingga acara itu di gelar. Yang jelas pihaknya sudah melihat bisnis dari 20 start up ini benar dan bisa dipertanggungjawabkan. Sejauh ini, Amvesindo belum memiliki data proyeksi jumlah pendanaan yang masuk ke Indonesia hingga kuartal pertama 2018. Pengamat teknologi digital dari Indonesia Information and Communication Technology ( ICT) Heru Sutadi hingga saat ini masih belum terlihat jumlah pendanaan yang bakal masuk. Ia prediksi suntikan dana baru masuk mulai kuartal ketiga atau sehabis Lebaran nanti. Tak heran, beberapa perusahaan modal ventura tengah mengalang dana yang nantinya akan diinvestasikan kepada start up. Seperti Golden Gate Ventures yang menargetkan mengumpulkan US $ 100 juta dolar. "Nampaknya pendanaan tahun ini akan semakin besar. Mungkin akan masuk ke unicorn yang ada. Atau start up lapis kedua yang mulai merangsek ke atas khususnya sektor fintech dan e commerce," ujar Heru kepada Kontan.co.id pada pekan lalu. Donald bilang tren pendaan series B di 2018 masih akan susah. Namun dia sempat menyebutkan bahwa akhir-akhir ini perusahaan fintech peer to peer landing Modalku berhasil meraih pendaan series B dengan jumlah US $25 juta yang dipimpin oleh SoftBank Ventures Korea. "Kalau dari sisi venture capital (VC) di Asia yang penting adalah kemajuan dari tahun ke tahun di fund raising di series seed hingga series C saja. Kami harus filter investasi di series unicorn yang mencapai US$ 200 juta ke atas," ungkap Donald. Business Development Golden Gate Ventures Dea Surjadi membenarkam terdapat jarak yang besar antara pendaan series A ke B di Indonesia. Lantaran kebanyakan perusahaan modal ventura Indonesia lebih mumpuni untuk memberikan pendanaan di tahap awal.
Lanjut Dea, modal ventura lokal lebih suka membatu secara strategis dari pada menuliskan cek dalam jumlah yang besar. Bila memuncurkan pendanaan series B maka akan ada harapan untuk laporan dan pertemuan rutin. "Venture Capital lokal akan selalu mendukung pendanaan series A. Namun untuk series B akan diback up investor luar sebab dari segi jumlah dananya," ujar Dea kepada Kontan.co.id pada Senin (23/4). Oleh sebab itu, Dea memprediksi tidak akan terjadi lagi kekurangan pendaan series B di Indonesia. Sebab bila sebuah start up prima dalam menjalankan bisnisnya, ia yakin investor luar akan mendanai di series B. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon