Pendapat analis terbelah untuk IHSG sesi II



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi satu Selasa (29/5) ini berhasil ditutup di zona hijau. IHSG naik 0,22% ke level 5.187,77. Untuk pergerakannya di sesi ke dua analis dari eTrading Securities Yosua Batubara memperkirakan IHSG masih akan menguat. Menurut Yosua, IHSG masih akan menguat lantaran dilihat secara teknikal sejak kemarin indikator candle menghasilkan sinyal bullish dan banyak transaksi beli. "Kenaikan masih akan berlanjut sampai hari ini," kata Yosua, Rabu (29/5). Untuk kisaran support, Yosua memperkirakan akan berada pada level 5.153 dan resistance di level 5.200. Untuk saham yang dapat diperhatikan, Yosua merekomendasikan saham GGRM dengan posisi treading buy resisten di 5.7600, dan support di 54.700, PGAS treading buy resisten di 6.150, support di 5.900 dan juga ULTJ treading buy di support 4.475 dan resisten di 4.700. Sementara itu, analis Universal Broker Indonesia Satrio Utomo memperkirakan IHSG sesi II masih akan bergerak dua arah atau mixed. Hal ini lantaran sentimen bursa regional cenderung negatif, sehingga pelaku pasar terpicu untuk melakukan profit taking. Selain itu, kata Satrio, sentimen negatif juga datang dari tekanan jual asing yang cukup agresif. Selama perdagangan sesi I, net sell asing di atas Rp 250 miliar. "Tekanan jual asing masih konsisten di kisaran angka Rp 500 miliar, membuat IHSG sesi II akan bergerak bervariasi," ungkap Satrio. Satrio memperkirakan IHSG akan berada pada kisaran support di level 5.125 dan resistance pada posisi 5.200-5.250. Yang harus diwaspadai menurut Satrio, adalah apabila IHSG sesi II ditutup di bawah 5.125, maka akan memberi sinyal negatif pada perdagangan lanjutan. Sementara jika ditutup di atas level tersebut, IHSG masih bisa terkerek sinyal positif jika terdapat sentimen positif pula dari bursa regional. Untuk saham yang dapat menjadi pilihan, Satrio merekomendasikan UNVR untuk lakukan take profit. "Yang lain harus lihat keadaan. Yang jelas jika posisi support yang ditembus maka bisa lakukan profit taking. Untuk saham BMRI, BBRI dan juga saham sektor batu bara, bisa lakukan sell on strength," kata Satrio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.