KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat emiten rumah sakit telah merilis laporan kinerja pada kuartal I 2024. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) mencatat kenaikan pendapatan double digit di kuartal pertama 2024. Dari keempat emiten, hanya SILO yang mencatat penurunan laba di periode Januari-Maret 2024. Siloam International mencatat pendapatan Rp 3,02 triliun di kuartal pertama 2024. Pendapatan SILO naik 14,04% secara tahunan dari Rp 2,65 triliun di periode yang sama tahun lalu. Tetapi, laba bersih SILO justru turun 94,52% menjadi hanya Rp 13,67 miliar dari sebelumnya Rp 249,61 miliar. Penurunan laba SILO disebabkan oleh meningkatnya beban lain-lain bersih hingga delapan kali lipat menjadi Rp 351,03 miliar dari sebelumnya hanya Rp 43,67 miliar. Beban lain-lain ini terutama karena adanya cadangan kerugian penurunan nilai aset tidak lancar lainnya sebesar Rp 98,46 miliar dan cadangan kerugian penurunan nilai aset tetap Rp 154,43 miliar.
Pendapatan 4 Emiten Rumah Sakit Naik Dobel Digit, Cek Rekomendasi Sahamnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat emiten rumah sakit telah merilis laporan kinerja pada kuartal I 2024. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) mencatat kenaikan pendapatan double digit di kuartal pertama 2024. Dari keempat emiten, hanya SILO yang mencatat penurunan laba di periode Januari-Maret 2024. Siloam International mencatat pendapatan Rp 3,02 triliun di kuartal pertama 2024. Pendapatan SILO naik 14,04% secara tahunan dari Rp 2,65 triliun di periode yang sama tahun lalu. Tetapi, laba bersih SILO justru turun 94,52% menjadi hanya Rp 13,67 miliar dari sebelumnya Rp 249,61 miliar. Penurunan laba SILO disebabkan oleh meningkatnya beban lain-lain bersih hingga delapan kali lipat menjadi Rp 351,03 miliar dari sebelumnya hanya Rp 43,67 miliar. Beban lain-lain ini terutama karena adanya cadangan kerugian penurunan nilai aset tidak lancar lainnya sebesar Rp 98,46 miliar dan cadangan kerugian penurunan nilai aset tetap Rp 154,43 miliar.