Pendapatan Antam turun menjadi Rp 4,5 triliun



JAKARTA. Harga dan produksi feronikel yang menyusut, menggerus nilai penjualan PT Aneka Tambang Tbk. Penjualan komoditas perusahaan yang kerap disebut Antam itu, terpapas 7% year-on-year menjadi Rp 4,5 triliun.

Volume produksi feronikel ANTM di semester I 2012 turun dari 9.838 TNi menjadi 8.009 TNi. Optimalisasi pembangunan smelter FeNi II pada Januari hingga April 2012 kemarin membuat volume penjualan feronikel ANTM terganggu.

Sedangkan, volume penjualan feronikel BUMN tambang ini turun 26% menjadi 6.744 TNi. Tidak hanya penurunan volume penjualan, harga pun mengalami penyusutan.


"Harga rata-rata feronikel di semester I 2012 turun sebesar 24% menjadi US$ 8,53 per pon," ujar Sekretaris Perusahaan Antam, Tedy Badrujaman dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/8).

Kontribusi penjualan feronikel juga anjlok 41% menjadi Rp 1,2 triliun. Namun karena pabrik sudah beroperasi, Antam mempertahankan target produksi feronikel sebanyak 18.000. Target penjualan feronikel juga tak diubah dari 19.500 TNi.

Emas menjadi dewa penolong bagi bagi emiten berkode ANTM. Kenaikan harga jual emas sepanjang Januari-Juni 2012 membuat penjualannya tidak turun.

Harga jual rata-rata emas Antam naik 16% menjadi US$ 1.707 per ons troi. Volume penjualan meningkat dari 3.611 kg menjadi 3.632 kg.

Emas menjadi penyumbang pendapatan terbesar Aneka Tambang di semester I tahun ini. Nilainya mencapai Rp 1,8 triliun atau setara dengan 41% dari total penjualan ANTM. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, kenaikan pendapatan dari penjualan emas mencapai 65%.

Terbesar ke dua adalah bijih nikel yang menyumbang 27% dari total penjualan ANTM sebesar Rp 1,3 triliun. Penjualan bijih nikel sebanyak 3,19 juta ton metrik basah (wmt). Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kenaikannya hanya sebesar 11% yaitu dari 2,86 juta wmt.

Produksi bauksit Aneka Tambang di Tayan mencapai 62.301 wmt hingga Juni 2012. Total penjualan bauksit mencapai 31.402 wmt, dengan nilai Rp 8 miliar.

Sedang penjualan batubara sebanyak 365.682 ton, senilai Rp 115 miliar. Produksi batubara Antam berada di Sarolangun, Jambi. Volumenya mencapai 407.138 ton.

Manajemen belum bisa mengungkapkan nilai laba bersih di semester I tahun ini. "Laporan keuangan semester I 2012, Antam saat ini masih dalam proses limited review," kata Teddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana