JAKARTA. PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I memperkirakan pendapatannya tahun depan bisa merosot 30%-40%. Hal itu menyusul dipisahkannya usaha air traffic services (ATS) dari struktur bisnis mereka tahun depan. "Mulai 1 Januari 2011 akan ada pemisahan ATS dari bisnis bandara. Pengaruhnya sekitar 30%-40% terhadap pendapatan kami," kata Direktur Utama AP I Tommy Soetomo, akhir pekan lalu. Sekedar catatan, tahun ini Kementerian BUMN menargetkan AP I bisa mengantongi pendapatan Rp 2,361 triliun dengan laba bersih sekitar Rp 500 miliar. Dimana sampai kuartal III 2010, Tommy menyebut perseroan sudah berhasil mengantongi pendapatan Rp 1,79 triliun. Keharusan menyerahkan bisnis ATS kepada institusi baru yang dibentuk pemerintah, diakuinya cukup merepotkan dari sisi pendapatan. Mantan Direktur Keuangan AP II itu menjelaskan, seluruh bandara yang beroperasi di Indonesia memang sangat mengandalkan pendapatan dari ATS. Karena bisnis non aero selama ini hanya menyumbang 20% dari pendapatan, sementara sisa 40%-50% disumbangkan dari jasa passenger service charge (PSC) atau lebih dikenal sebagai airport tax.
Pendapatan AP I tahun depan diramal merosot 40%
JAKARTA. PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I memperkirakan pendapatannya tahun depan bisa merosot 30%-40%. Hal itu menyusul dipisahkannya usaha air traffic services (ATS) dari struktur bisnis mereka tahun depan. "Mulai 1 Januari 2011 akan ada pemisahan ATS dari bisnis bandara. Pengaruhnya sekitar 30%-40% terhadap pendapatan kami," kata Direktur Utama AP I Tommy Soetomo, akhir pekan lalu. Sekedar catatan, tahun ini Kementerian BUMN menargetkan AP I bisa mengantongi pendapatan Rp 2,361 triliun dengan laba bersih sekitar Rp 500 miliar. Dimana sampai kuartal III 2010, Tommy menyebut perseroan sudah berhasil mengantongi pendapatan Rp 1,79 triliun. Keharusan menyerahkan bisnis ATS kepada institusi baru yang dibentuk pemerintah, diakuinya cukup merepotkan dari sisi pendapatan. Mantan Direktur Keuangan AP II itu menjelaskan, seluruh bandara yang beroperasi di Indonesia memang sangat mengandalkan pendapatan dari ATS. Karena bisnis non aero selama ini hanya menyumbang 20% dari pendapatan, sementara sisa 40%-50% disumbangkan dari jasa passenger service charge (PSC) atau lebih dikenal sebagai airport tax.