Pendapatan ARNA Tumbuh 29,52%



JAKARTA. PT Arwana Citramulia Tbk pada semester I 2013 berhasil mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 683,70 miliar, naik 29,52% ketimbang periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 527,85 miliar. Kenaikan penjualan bersih ini disebabkan peningkatan volume penjualan keramik perusahaan.

Direktur Keuangan PT Arwana Citramulia Tbk Rudy Sujanto menuturkan, selain kenaikan volume, pertumbuhan penjualan Arwana semester I tahun ini juga bersumber dari kenaikan harga jual rata-rata produk keramik. "Penyesuaian harga jual ini dilakukan untuk menutupi kenaikan harga gas," ujarnya kepada KONTAN kemarin.

Ia bilang, Arwana telah menaikkan harga jual keramik rata-rata Rp 1.300 per meter persegi. Sehingga, tahun ini harga jual keramik Arwana rata-rata naik di kisaran Rp 31.200 per meter persegi. Pada tahun lalu, rata-rata harga jual keramik perusahaan sekitar Rp 27.900 per meter persegi.


Selain untuk mengkompensasi kenaikan harga gas, Rudy bilang penyesuaian harga produk keramik perusahaan yang berkode saham ARNA ini dilakukan untuk mengkompensasi kenaikan upah buruh dan kenaikan tarif listrik.

Sayangnya, Rudy enggan membeberkan berapa besar volume penjualan keramik perusahaan pada semester I 2013. Yang jelas, kata dia pada semester I 2013 secara prosentase volume penjualan keramik ARNA naik hingga 11,82% ketimbang periode yang sama tahun lalu.Yang pasti, pabrik milik perusahaan yang berada di Jawa Timur dan Jawa Barat turut memberikan keuntungan dari sisi distribusi. Rudy bilang, adanya pabrik di Jawa Timur membuat biaya pengiriman keramik ke Indonesia Timur dan Jawa Timur lebih murah ketimbang jika diangkut dari pabrik di Jawa Barat.

Walhasil, biaya distribusi perusahaan bisa sedikit lebih hemat ketimbang perusahaan keramik lain yang memiliki satu lokasi pabrik. Hanya saja, ia enggan merinci berapa besar biaya distribusi yang bisa dihemat. Tak hanya itu, "Biaya produksi dari gas juga lebih kompetitif, karena harga gas di Jawa Timur lebih murah daripada harga gas di Jawa Barat," ujar Rudy.

Dari efisiensi ini pula, pada semester I 2013, ARNA mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 133,97 miliar, naik 106,04% ketimbang periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 65,02 miliar.

Catatan saja, hingga akhir tahun ini, perusahaan ini menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,37 triliun, tumbuh sekitar 24% dari tahun lalu yang sebesar Rp 1,11 triliun. ARNA juga optimismis  bisa meraup laba bersih hingga Rp 250 miliar, naik ketimbang laba bersih tahun 2012 yang sebesar Rp 156,46 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi