Pendapatan Austindo Nusantara (ANJT) Turun 20% Jadi US$ 114,8 Juta di Semester I-2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) baru saja merilis laporan keuangan semester I-2023. Perusahaan ini terpantau membukukan penurunan pendapatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Per Juni 2023, pendapatan ANJT menyusut 20,4% year on year (yoy) menjadi US$ 114,8 juta, dibandingkan US$ Rp 144,14 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Direktur Keuangan P Austindo Nusantara Jaya Tbk Nopri Pitoy mengungkapkan, penurunan kinerja pendapatan tersebut didorong oleh harga crude palm oil (CPO) yang menyentuh harga terendah sejak November 2020. 


Ini merupakan dampak dari jumlah produksi sawit yang lebih tinggi dan penurunan harga minyak nabati lain di tengah kekhawatiran kemungkinan resesi ekonomi global dan perkiraan peningkatan produksi minyak nabati lain, seperti minyak kedelai. 

Baca Juga: Dongkrak Kinerja, Austindo Nusantara (ANJT) Kendalikan Biaya Produksi

“ANJT juga mencatat beban penyusutan dan bunga serta biaya operasional yang lebih tinggi di area yang baru menghasilkan di perkebunan Papua Barat Daya dan area penanaman kembali di perkebunan Sumatra Utara I dan perkebunan Pulau Belitung,” ungkap Nopri, dalam siaran pers, Selasa (1/8). 

Akibatnya, ANJT hasrus menanggung rugi bersih sebesar US$ 4,66 juta pada periode semester I-2023. Berbanding terbailik dari posisi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 19,25 juta pada periode semester I-2022. 

Dengan peningkatan produksi di area-area tersebut, yang diperkirakan akan mencapai tingkat optimal dalam dua hingga tiga tahun ke depan, biaya tunai (cash cost) per ton diharapkan akan turun karena sebagian besar biaya produksi dan biaya overhead merupakan biaya tetap.

"Kami berharap kinerja perusahaan pada sisa tahun 2023 akan terus membaik, dengan perkiraan harga CPO di rentang US$ 700-US$ 1.000 per ton. Faktor yang mendorong kenaikan harga ini adalah El Nino dan peningkatan ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang berpotensi menekan pasokan minyak nabati di pasar global," lanjut dia. 

Selain program penanaman kembali, ANJ juga menjalankan inovasi-inovasi dalam praktik agronomi seperti drip fertigation, composting dan assisted pollination yang dapat meningkatkan produktivitas sekaligus memitigasi dampak perubahan iklim. 

Baca Juga: Austindo Nusantara (ANJT) akan Tebar Dividen Rp 27,8 Per Saham

Proyek mitigasi dan adaptasi perubahan iklim telah dijalankan ANJ sejak 2012 dengan mengintegrasikan inisiatif ESG dan strategi bisnis perusahaan untuk mencapai target emisi nol bersih (net zero emissions) pada tahun 2030.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi