Pendapatan Bersih Chandra Asri (TPIA) Turun 17,4% pada 2024

Pendapatan Bersih Chandra Asri (TPIA) Turun 17,4% pada 2024


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) telah merilis laporan keuangan audit konsolidasian untuk tahun 2024.

Anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$ 1,79 miliar pada 2024 atau turun 17,4% year on year (YoY) dibandingkan tahun sebelumnya.

Pendapatan bersih TPIA pada 2024 lalu terdiri atas segmen kimia dengan kontribusi sebesar US$ 1,69 miliar dan infrastruktur sebesar US$ 100,9 juta.


Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) Proyeksi Pendapatan Tumbuh 4 Kali Lipat di 2025, Ini Pendorongnya

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan TPIA berkurang 16,4% YoY menjadi US$ 1,74 miliar pada akhir 2024.

TPIA juga mengalami penurunan EBITDA sebesar 41,5% YoY menjadi US$ 76,1 juta pada tahun lalu.

Emiten ini pun mengalami pembengkakan rugi bersih setelah pajak mencapai 81,9% YoY menjadi US$ 57,3 juta hingga akhir tahun kemarin.

Meski mengalami tekanan kinerja, Direktur TPIA Suryandi menyampaikan, TPIA masih bisa mempertahankan posisi keuangan yang kuat berkat likuiditas solid sebesar US$ 2,4 miliar per 31 Desember 2024.

Angka ini terdiri atas kas dan setara kas senilai US$ 1,4 miliar, marketable securities senilai US$ 0,8 miliar, dan available commited revolving credit facilities senilai US$ 0,2 miliar.

"Fondasi yang kokoh ini memungkinkan kami untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang dan berkontribusi pada perkembangan industri serta ekonomi Indonesia," ujar dia dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/3) malam.

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) Gelontorkan Capex Rp 8,8 Triliun di 2025, Ini Kegunaannya

Dia melanjutkan, TPIA bangga bahwa Pabrik Chlor Alkali – Dichloride (CA-EDC) Chandra Asri Group di Cilegon masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), sehingga memperkuat komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 400.000 ton soda kaustik dan 500.000 ton Ethylene Dichloride (EDC), fasilitas ini akan secara signifikan mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan kimia impor.

Soda kaustik akan mendukung industri utama seperti pemurnian alumina, pemurnian nikel, dan produksi baterai kendaraan listrik. Adapun EDC akan menjadi komponen penting dalam pembuatan PVC untuk sektor konstruksi.

Inisiatif ini memperkuat hilirisasi industri, mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan sejalan dengan visi pemerintah untuk pembangunan nasional yang merata.

 
TPIA Chart by TradingView

Editor: Yudho Winarto