KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis properti agaknya masih melambat pada tahun ini. Agar kinerja keuangan tetap terjaga, emiten properti mesti pintar mengatur strategi. Di tengah lesunya penjualan, emiten properti bisa mengandalkan segmen pendapatan berulang
(recurring income). Langkah ini ditempuh PT Pakuwon Jati Tbk (PWON). Hingga akhir September 2017, pendapatan PWON tumbuh 20,87%
year-on-year (yoy) menjadi Rp 4,39 triliun. Pencapaian itu ditopang
recurring income, seperti pendapatan sewa dan jasa pemeliharaan yang tumbuh 11% (yoy) menjadi Rp 1,47 triliun. Pendapatan hotel juga naik 45% (yoy) menjadi Rp 240,53 miliar.
Menurut analis Samuel Sekuritas Indonesia, Akhmad Nurcahyadi, PWON memperkirakan pendapatan di akhir 2017 mencapai Rp 5,8 triliun. Adapun laba bersihnya tumbuh hingga di atas Rp 2 triliun. "Estimasi pendapatan di atas ekspektasi kami, sementara perkiraan laba bersih
inline dengan perkiraan kami," ujar Akhmad, dalam riset yang dirilis 7 Februari 2018. Di masa mendatang, dia memprediksi pendapatan PWON tumbuh ditopang segmen
recurring income, dengan porsi 51,5% terhadap total pendapatan. Di sisi lain, pendapatan penjualan diperkirakan naik dan mendorong porsi pendapatan di luar
recurring income menjadi 48% dari total pendapatan. Analis Megacapital Sekuritas, Adrian M. Priyatna, juga memprediksi
recurring income akan terus mendominasi pendapatan PWON. Apalagi, sentimen politik pilkada serentak 2018 dan pilpres 2019 turut membayangi bisnis properti di Tanah Air. Hal ini membuat PWON dan emiten properti lainnya bergerak konservatif. "Pertumbuhan penjualan masih
wait and see dan tidak sekencang pendapatan berkelanjutan," ungkap Adrian. Dia menganggap kunci sukses PWON di tengah melambatnya sektor properti adalah keberhasilannya membangun properti di kawasan strategis. Hal ini terlihat dari okupansi pusat belanja PWON yang selalu tinggi. Analis Danareksa Sekuritas Antonia Febe Hartono optimistis, proyek menara La Viz di Surabaya yang meluncur paling lambat April 2018 akan mendorong kinerja PWON. Sebab, lokasi menara ini dinilai cukup strategis.
Selain porsi
recurring income yang solid, Akhmad melihat PWON menarik lantaran ekspansi emiten ini dalam separuh dekade terakhir selalu sesuai jadwal. "Pertumbuhan
pre sales yang kuat dan pencapaian target yang lebih baik daripada emiten properti lainnya menjadi alasan kami tetap memfavoritkan PWON," kata Akhmad, yang merekomendasikan
buy PWON dengan target harga Rp 767 per saham. Adrian juga menyarankan
buy dengan target Rp 750 per saham. Dia memprediksi pendapatan PWON di akhir 2018 senilai Rp 6,02 triliun, dengan laba bersih Rp 2,04 triliun. Adapun Antonia merekomendasikan
hold dengan target Rp 720 per saham. Harga PWON kemarin turun 3,03% menjadi Rp 680 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati