KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis layanan pengiriman uang dari dan ke luar negeri atau remitansi di bank pelat merah mengalami pertumbuhan cukup menggembirakan. Peningkatan transaksi mendorong pendapatan berbasis komisi dan biaya atau fee based income (FBI) tumbuh solid. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sebagai bank yang memang sedang difokus pemerintah mengembangkan bisnis internasional mencatatkan transaksi remintansi 4,3 juta kali sepanjang Januari- Oktober 2022. Itu meningkat 18,1% secara tahunan (year on year/YoY). Dari sisi nilai, transaksi remitansi BNI ini mencapai US$ 88,3 miliar atau melonjak 34,5% secara YoY. Okki Rushartomo, Sekretaris Perusahaan BNI mengatakan, salah satu pendorong pertumbuhan tersebut adalah faktor digitalisasi aplikasi front-end partner-partner BNI di negara-negara Asia yang merupakan negara penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Selain itu, BNI memiliki front-end aplikasi sendiri di Singapura yang dikenal dengan BNI Mobile Remittance (MoRe)
"Sementara di dalam negeri, BNI juga melakukan digitalisasi pada front-end baik melalui BNI Direct maupun BNI Mobile Banking yang menambah experience nasabah dalam melakukan transaksi.Kami juga terhubung dengan lebih dari 1.400 bank koresponden di seluruh dunia dan lebih dari 100 partner perusahaan remitansi," katanya pada KONTAN, Kamis (10/11).
Baca Juga: Berkat Layanan Digital, Dana Murah BNI Berkontribusi 70,9% dari Total DPK Di samping itu, BNI didukung oleh 6 kantor cabang di luar negeri dan 1 anak perusahan yang khusus menangani remitansi PMI. Dari 100 partner perusahaan remitansi tersebut lebih dari 50% telah sukses menggunakan teknologi API dengan BNI. Adapun negara kontributor utama transaksi remitansi BNI diantaranya Malaysia, Taiwan, Singapura, Saudi Arabia dan Korea Selatan. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, BNI telah membukukan FBI Rp 169 miliar dari layanan remitansi, tumbuh 4,1% secara YoY. Okki bilang, BNI menargetkan pendapatan dari remitansi ini bisa tumbuh 10% tahun ini. Untuk semakin mendorong bisnis ini, BNI terus melakukan inovasi dalam meningkatkan kapasitas BNI Direct & BNI Mobile Banking dengan fitur tracking SWIFT GPI, serta nasabah bisa cek status transfer secara realtime langsung dari gadget. "BNI juga meningkatkan utilisasi penggunaan teknologi API dengan partner perusahaan remitansi existing dan mengupayakan penambahan jumlah partner baru berbasis fintech. Kami menerapkan standard ISO 20022 pada seluruh channel remitansi," kata Okki. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan jumlah transaksi remitansi tumbuh 9% secara YoY hingga Oktober 2022 dengan nilai transaksi tumbuh lebih tinggi yakni 29% YoY. Pertumbuhan transaksi mendorong kenaikan FBI sebesar 18%. Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, rata-rata pertumbuhan FBI per bulan sejak Januari 2022 mencapai 20% sehingga perseroan optimis pendapatan dari remitansi akan tumbuh 20% sepanjang tahun ini. Ia bilang, pertumbuhan itu didorong segmen remitansi incoming kerjasama yang menyumbang sebesar 97% dari total transaksi. Adapun negara dengan penyumbang transaksi terbesar yaitu negara-negara kantong PMI (Pekerja Migran Indonesia) seperti Arab Saudi dan Malaysia. Sampai dengan akhir tahun, BRI optimistis, bisnis remitansi dapat tumbuh sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam rencana bisnis bank. Dalam mencapai target tersebut inovasi terus dilakukan berupa digitalisasi layanan remitansi.
Belum lama ini, BRI telah menghadirkan fitur transfer internasional melalui channel mobile banking BRImo. Hal ini dilakukan BRI demi mendukung kelancaran arus transfer uang antar negara, khususnya ke bank di luar negeri. Dengan fitur transfer internasional ini, nasabah BRImo dapat melakukan pengiriman dana dari tabungan rupiah yang langsung dikonversi menjadi mata uang asing sesuai yang diinginkan. "Selain itu, ekspansi bisnis juga terus dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan top player dalam industri remitansi global." imbuh Aestika.
Baca Juga: Perbankan Gencar Membidik Nasabah dari Segmen Diaspora Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat