KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan kredit, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyatakan, telah melakukan proses
recovery dari agunan pinjaman yang telah dihapus buku maupun penjualan agunan
non performing loan (NPL). BNI berhasil membukukan pendapatan
recovery sebesar Rp 2,96 triliun per kuartal III-2022. Itu meningkat signifikan hingga 55,8% dari Rp 1,90 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Adapun kredit hapus buku di BNI per September 2022 mencapai Rp 8,62 triliun, meningkat dari September tahun sebelumnya yang mencapai Rp 7,06 triliun.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, secara proposional kuartal III-2022 telah mencapai target yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Baca Juga: Per September 2022, BNI Salurkan Kredit Produktif Lewat Agen46 kepada 20.000 Debitur Sementara itu, NPL BNI juga tercatat terus membaik dari 3,8% di September 2021 menjadi 3,0% di sembilan bulan pertama 2022. "Adapun, rasio NPL pada akhir tahun 2022 diproyeksikan akan terus membaik dan bisa ditekan di bawah 3% sehingga membuat perseroan lebih optimistis untuk penyaluran kredit lebih berkualitas di masa pemulihan ekonomi tahun ini," kata Okki kepada kontan.co.id, Rabu (2/11). Okki menjelaskan, upaya yang dilakukan untuk memaksimalkan hasil penjualan aset bermasalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu diawali dengan penagihan, hingga somasi, eksekusi Hak tanggungan dan Fiducia baik melalui penjualan melalui bawah tangan maupun lelang, pencarian strategis investor dan
legal action.
"Selain itu, kami juga berinisiatif melakukan program percepatan penjualan aset bermasalah melalui Gelegar Lelang BNI tahun 2022 yang bekerjasama dengan DJKN dan KPKNL seluruh Indonesia sehingga dapat menunjang pencapaian penjualan aset bermasalah selama Tahun 2022," pungkas Okki. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari