KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) berhasil membukukan kinerja solid sepanjang tahun lalu. Emiten penyalur bahan bakar minyak (BBM) ini mencetak laba bersih Rp 1,1 triliun sepanjang 2021, angka ini naik 20,23% dari realisasi laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 924,91 miliar. Kenaikan laba bersih ini dibarengi dengan kenaikan topline. Pendapatan AKRA selama tahun 2021 tumbuh 45% secara tahunan atau year-on-year (yoy) mencapai Rp 25,70 triliun. Pendapatan yang solid ini didukung oleh pertumbuhan volume perdagangan dan distribusi sejalan dengan kenaikan harga jual BBM dan bahan kimia dasar yang didistribusikan. AKRA menghasilkan pertumbuhan yang kuat pada produk kimia dasar dan BBM. Permintaan bahan kimia dasar mencatat pertumbuhan di sektor pabrik pengolahan (smelter), industri rayon dan sektor lainnya. Pasokan minyak bumi ke sektor pertambangan, perkebunan dan sektor lainnya meningkat sepanjang tahun lalu.
Mengutip laporan keuangan, Selasa (22/3), pendapatan dari segmen BBM dan bahan kimia dasar mencapai Rp 23,71 triliun, naik 46,20% dari pendapatan tahun 2020 yang hanya Rp 16,21 triliun. Baca Juga: Laba Bersih Samindo Resources (MYOH) Naik 19,62% Sepanjang Tahun 2021 Kawasan industri dan pelabuhan terintegrasi terbesar di Indonesia, yakni Java Integrated Industrial and Port Estate atau JIIPE juga turut berkontribusi pada pertumbuhan laba AKRA selama tahun 2021. Pendapatan JIIPE tumbuh 68% secara tahunan menjadi Rp 535 miliar, didorong oleh peningkatan penjualan lahan dan perjanjian sewa dari proyek smelter Freeport. Adapun JIIPE telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kini dapat menawarkan berbagai insentif fiskal maupun non-fiskal yang menarik bagi para investor. Dus, dengan integrasi pelabuhan laut dalam dan tersedianya akses transportasi multi moda, JIIPE menjadi pilihan investasi dari investor domestik dan asing. “Tahun 2021 juga ditandai dengan kenaikan harga minyak dan bahan kimia, kondisi geopolitik yang sedang berlangsung juga telah mengakibatkan volatilitas yang sangat tinggi pada harga energi dan kimia. AKRA terus memberikan kinerja yang positif di tengah masa-masa yang sulit, ini membuktikan ketahanan dari model bisnis Perseroan,” terang Haryanto dalam keterangan resminya, Selasa (22/3). Tahun ini, Haryanto optimis kinerja AKRA akan bertumbuh, dengan melihat permintaan perdagangan dan distribusi yang menunjukkan penguatan. AKRA melihat sektor pertambangan dan perkebunan Indonesia terus tumbuh signifikan, sehingga permintaan produk BBM diperkirakan meningkat. Permintaan bahan kimia dasar diperkirakan juga menunjukkan penguatan selama tahun ini.