KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pertambangan batubara, PT ABM Investama Tbk (
ABMM) mengalami penurunan kinerja keuangan pada 2024. Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), ABMM membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar US$ 1,20 miliar pada akhir 2024. Angka ini turun 20%
year on year (YoY) dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya senilai US$ 1,50 miliar. Bila dirinci, sebagian besar pendapatan ABMM pada 2024 berasal dari segmen kontraktor tambang dan tambang batubara senilai US$ 893,01 juta. Disusul, segmen jasa logistik dan sewa kapal senilai US$ 140,01 juta, perdagangan bahan bakar senilai US$ 75,08 juta, divisi
site services dan repabrikasi senilai US$ 52,27 juta, serta pabrikasi senilai US$ 920.228.
ABMM turut mencatatkan penurunan beban pokok pendapatan senilai 2,73% YoY menjadi US$ 1,07 miliar pada 2024, dari sebelumnya US$ 1,10 miliar. Beban penjualan dan distribusi ABMM juga berkurang drastis 90,71% yoy menjadi US$ 3,82 juta pada 2024, sedangkan pada tahun sebelumnya tercatat sebesar US$ 41,13 juta.
Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Lirik Ekspansi Tambang Emas Tahun Ini Sebaliknya, biaya keuangan ABMM meningkat 3,48% yoy menjadi US$ 109,80 juta pada 2024, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$ 106,11 juta. ABMM mengantongi laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 139,37 juta pada akhir 2024, atau menyusut 51,78% yoy dibandingkan laba bersih perusahaan pada 2023 yakni US$ 289 juta. Hingga akhir 2024, ABMM memiliki total aset sebesar US$ 2,10 miliar atau berkurang 2,77% yoy dibandingkan total aset emiten ini pada 2023 yaitu US$ 2,16 miliar.
a
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News