KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Per kuartal I-2019, pendapatan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun sebesar 13,64% menjadi Rp 5,03 triliun. Padahal, per Maret 2018, pendapatannya masih sebesar Rp 5,83 triliun. Penurunan kinerja ini disumbang oleh penurunan pendapatan dari perdagangan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 16,5%
year on year (yoy) menjadi Rp 3,54 triliun. Padahal, per kuartal I-2018 pendapatan dari perdagangan dan distrubusi BBM masih mencapai Rp 4,24 triliun. Penurunan ini juga disumbang oleh perdagangan dan distribusi kimia dasar yang turun 10,52% yoy, dari Rp 1,33 triliun per Maret 2018 menjadi Rp 1,19 triliun per Maret 2019. Menurut Direktur PT AKR Corporindo Tbk Suresh Vembu, penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh penyesuaian harga jual minyak dengan harga minyak di dunia. “Di kuartal I-2019, pendapatan agak turun bukan karena hasilnya belum baik tapi karena harga-harga,” ucap Suresh di Jakarta, Selasa (30/4).
Memang, berdasarkan data Bloomberg, harga minyak jenis
west texas intermediate (WTI) di bursa New York Marcentile Exchange (NYMEX) pada akhir kuartal I-2019 (29/3) berada di level US$ 60,14 per barel. Angka ini menguat 32,4% atau berada di level US$ 45,41 pada perdagangan akhir tahun lalu. Mekipun begitu, Suresh optimistis perusahaannya bisa mencapai target pertumbuhan pendapatan 15% di tahun ini. Alasannya, ia melihat pertumbuhan ekonomi dan permintaan terhadap BBM bakal membaik. Sebagai informasi, AKRA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 23,55 triliun per 2018. Selain itu, untuk menggenjot target pendapatan tahun ini, AKRA juga akan mengembangkan lini bisnis lainnya. Melalui anak usaha PT Jakarta Tank Terminal (JTT), perusahaan ini akan meningkatkan kapasitas penyimpanan bensin dan biofuel yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pihaknya akan membangun penyimpanan bensin dan biofuel sebesar 100.000 kilo liter. Sebelumnya kapasitas penyimpanan ini sebesar 250.000 kilo liter. Dengan begitu, nantinya total kapasitas penyimpanan bensin dan biofuel ini sebanyak 350.000 kilo liter. Di samping itu, AKRA dan British Patroleum (BP) merencanakan pendirian 20-25 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Pulau Jawa pada 2019. Menurut Presiden Direktur AKRA Haryanto Adikoesoemo, hingga minggu ini, jumlah SPBU BP yang telah dibuka adalah sebanyak delapan SPBU. “Hari Kamis ini bakal buka lagi yang ke-8 di Surabaya. Jadi, sampai akhir tahun ya di atas 20 lah target kami,” kata dia. Perusahaan ini juga telah memasarkan tahap satu pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan Jawa Terpadu atau Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Manyar, Gresik, Jawa Timur. Suresh mengatakan, sudah ada 7-8 industri yang masuk dalam kawasan ini. Di tahun ini, AKRA juga akan mengembangkan beberapa proyek utilitas seperti pengolahan air dalam kawasan industri tersebut. Sebagai informasi, perusahaan ini memperoleh pendapatan dari berbagai lini bisnis. Mulai dari perdagangan dan distribusi BBM dan kimia dasar, pabrikan, jasa logistik berupa operasi pelabuhan, transportasi, dan penyewaan tangki penyimpanan, serta tanah kawasan industri dan lainnya.
Menurut Suresh, pendapatan perusahaan paling banyak disumbang oleh perdagangan dan distribusi BBM. Per kuartal I-2019 misalnya, lini bisnis ini mencakup 70% dari keseluruhan. Disusul perdagangan dan distribusi kimia dasar sebesar 24% dan 6% dari bisnis logistik dan lawasan industri. Per kuartal I-2019, perusahaan ini juga mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 73,3% yoy, dari Rp 929 miliar per Maret 2018 menjadi Rp 201,55 miliar. Meskipun begitu, menurut Suresh penurunan laba yang signifikan ini dikarenakan adanya
one-time gain sebesar Rp 728,69 miliar pada kuartal I-2018 dari hasil divestasi. “Kalau itu dikeluarkan dari perhitungan laba bersih kuartal I tahun lalu, sebenarnya bisnis tetap naik,” ungkap dia. Meskipun begitu, AKRA belum bisa memasang target laba bersih untuk tahun ini. Alasannya, hasil dari kuartal I-2019 baru keluar. Akan tetapi, menurut Suresh, ada perbaikan margin pada kuartal tersebut. Ia mengklaim, margin AKRA per kuartal I-2019 adalah sebesar 8,7%, naik dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar 7,1% Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi