KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (
HRUM) berhasil mencetak kinerja apik sepanjang periode Januari-September 2021. Emiten pertambangan batubara ini membukukan laba bersih senilai US$ 37,53 juta, naik 45,84% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 25,74 juta. Analis BRI Danareksa Serkuitas Stefanus Darmagiri menilai, laba bersih HRUM berada di atas ekspektasi yang dipasang, yakni mencerminkan 82% dari perkiraan. Akan tetapi capaian laba bersih HRUM masih sejalan dengan konsensus yang mencerminkan 69% dari perkiraan. Di kuartal III-2021, HRUM melaporkan laba bersih sebesar US$ 27,2 juta, membalik dari kerugian bersih pada kuartal kedua sebesar US$ 7,3 juta.
Stefanus menilai, membaiknya bottomline HRUM seiring dengan harga jual rerata atau average selling price (ASP) yang solid. ASP batubara Harum Energy tercatat naik 26,6% secara kuartalan. Naiknya ASP dibarengi dengan volume penjualan batubara yang tumbuh 22,7% secara kuartalan. Naiknya laba bersih HRUM juga dibarengi dengan naiknya pendapatan. Per akhir kuartal III-2021, HRUM membukukan pendapatan senilai US$ 205,54 juta atau naik 50,9% dari pendapatan di akhir kuartal III-2020 sebesar US$ 136,14 juta.
Baca Juga: Simak kinerja operasional Harum Energy (HRUM) di kuartal III-2021 Produksi batubara HRUM diperkirakan akan membaik pada kuartal IV. Tercermin dari kinerja di kuartal III-2021, dimana HRUM berhasil memproduksi batubara sebesar 900.000 ton atau naik 5,4% secara kuartalan meskipun diadang oleh adanya curah hujan yang deras.
Untuk kuartal IV-2021, HRUM disebut sudah menjadwalkan pengupasan lapisan atau overburden (OB) removal dan produksi batubara yang sedikit lebih tinggi di Mahakam Sumber Jaya (MSJ). Sekitar 1 juta ton batubara akan diangkut ke pelabuhan dengan volume OB removal sebesar 10 juta bank cubic meter (bcm). Selain itu, HRUM juga berekspektasi adanya produksi yang lebih tinggi di area pertambangan Karya Usaha Pertiwi (KUP) pada kuartal IV, seiring dengan adanya low base (basis yang rendah) di kuartal kemarin. “Ditambah dengan harga batubara yang solid, kami meyakini HRUM akan membukukan laba yang solid di kuartal keempat,” tulis Stefanus dalam riset, Rabu (3/11). Terlepas dari koreksi harga batubara yang terjadi belakangan ini, BRI Danareksa Sekuritas tetap memperkirakan HRUM akan membukukan pendapatan yang solid di akhir kuartal ini. Proyeksi ini dengan menimbang adanya indikasi produksi batubara yang solid. Selain itu, dampak limpahan dari harga batubara yang solid pada kuartal ketiga akan tercermin dalam ASP kuartal keempat.
Tahun ini, HRUM diperkirakan bakal membukukan pendapatan senilai US$ 299 juta dan akan naik menjadi US$ 392 juta di tahun depan. Sedangkan dari sisi laba, HRUM diproyeksi akan mengempit laba bersih senilai US$ 68 juta di tahun ini dan akan naik menjadi US$ 72 juta di tahun depan. Proyeksi laba bersih ini naik dari proyeksi sebelumnya di angka US$ 52 juta untuk tahun ini dan US$ 67 juta untuk tahun depan. Dus, BRI Danareksa Sekuritas menaikkan target harga saham HRUM menjadi Rp 5.200, dari sebelumnya Rp 5.000. Meskipun demikian, Stefanus tetap mempertahankan rekomendasi jual untuk saham HRUM, mengingat saham emiten batubara ini diperdagangkan dengan valuasi yang tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi