KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) bertumbuh di kuartal III 2023.
Pendapatan dan laba bersih sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023 kompak meningkat. Melansir laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, Minggu (29/10), PGEO yang merupakan anak usaha PT Pertamina ini membukukan pendapatan US$ 308,92 juta. Pendapatan ini naik 7,5% dari pendapatan di periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 287,39 juta. Secara rinci, pendapatan PGEO didominasi pendapatan dari pihak berelasi, yakni mencapai US$ 292,62 juta. Rinciannya, penjualan kepada PT Indonesia unit Kamojang senilai US$ 50,17 juta.
Lalu kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan rincian pendapatan dari Ulubelu senilai US$ 86,14 juta, Lahendong senilai US$ 60,71 juta, Kamojang senilai US$ 59,45 juta, Lumut Balai senilai US$ 29,54 juta, dan Karaha senilai US$ 6,5 juta.
Baca Juga: Simak Jurus Geothermal Energy (PGEO) untuk Menggali Ceruk Produk Sekunder Hingga kuartal III 2023, PGEO juga membukukan pendapatan dari penjualan carbon credit senilai US$ 732.000. PGEO juga membukukan pendapatan lain-lain senilai US$ 22.93 juta, yang mayoritas disumbang laba selisih kurs, bersih senilai US$ 20,65 juta. Ada pula kontribusi dari dividen senilai US$ 1,17 juta, serta Pendapatan dari denda kontrak dan pembelian material senilai US$ 561.000 Di sisi lain, sejumlah beban yang ditanggung PGEO juga turut naik. Seperti beban pokok pendapatan dan biaya langsung lainnya yang naik 3,1% menjadi US$ 126,21 juta dari sebelumnya US$ 122,40 juta. Beban keuangan PGEO juga naik 104% menjadi US$ 18,29 juta dari sebelumnya US$ 8,95 juta. Namun, kenaikan pendapatan yang melebihi kenaikan beban membuat laba bersih emiten pelat merah ini masih bertumbuh.
PGEO membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 133,5 juta. Laba ini naik 19.80% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 111,43 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat