KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Timah Tbk (
TINS) kurang memuaskan sepanjang tahun 2022. Di mana, pendapatan dan laba bersih TINS turun di tahun lalu. Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan yang dirilis hari ini (16/3), pendapatan TINS tercatat sebesar Rp 12,5 triliun di tahun 2022. Ini membuat pendapatan perusahaan turun 14,29% dibandingkan pendapatan tahun 2021 yang mencapai Rp 14,61 triliun. Di sisi lain, beban pokok pendapatan TINS terlihat turun. Di mana, pada tahun 2022 beban pokok pendapatan perusahaan hanya Rp 9,98 triliun atau turun 10,65% dari posisi tahun 2021 yang sebesar Rp 11,17 triliun.
Namun, laba bruto TINS tetap terpangkas 26,45% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 2,53 triliun di akhir 2022 silam. Alhasil, laba bersih TINS pun turun 20% di tahun 2022. Tercatat, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk TINS pada tahun 2022 sebesar Rp 1,04 triliun.
Baca Juga: Tambang Timah di Laut, Kementerian ESDM: Cadangan di Darat Menipis Sekedar mengingatkan, pada tahun 2021, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk TINS mencapai Rp 1,30 triliun. Walau mencetak penurunan kinerja, realisasi laba bersih TINS tersebut melampaui target di tengah fluktuasi harga jual logam timah yang cukup tinggi. Kinerja TINS di tahun 2022 didorong oleh upaya efisiensi di seluruh rantai bisnis, penurunan
interest bearing debt dan konsistennya peningkatan kinerja anak usaha segmen non timah Sepanjang tahun 2022, TINS berhasil memproduksi bijih dan logam timah masing-masing sebesar 20.079 ton dan 19.825 metrik ton serta penjualan logam sebesar 20.805 metrik ton di tahun 2022. Posisi nilai aset TINS pada akhir tahun 2022 sebesar Rp 13,07 triliun. Sementara posisi liabilitas sebesar Rp 6,03 triliun, turun 28% dibandingkan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp 8,38 triliun. Penurunan ini karena berkurangnya pinjaman jangka pendek. “Perseroan berhasil menurunkan
interest bearing debt berupa pinjaman bank, liabilitas
supplier financing dan utang obligasi sebesar 41% menjadi Rp 3,00 triliun dari posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp 5,11 triliun,” kata Fina Eliani, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS dalam keterangan resminya, Kamis (16/3).
Kinerja keuangan TINS di tahun 2022 juga menunjukkan hasil yang baik terlihat dari beberapa rasio diantaranya
Net Profit Margin sebesar 8,3% dan penurunan
Debt to Equity Ratio sebesar 0,86x. Mengingat di tahun 2021 masih sebesar 1,3x. Hal ini menunjukkan keberhasilan manajemen TINS dalam menurunkan beban utang dan bunga bank. Melihat hasil kinerja tersebut, TINS optimistis dapat meningkatkan kinerjanya di tahun 2023. “Perseroan berhasil membukukan kinerja yang optimal hingga akhir tahun 2022 di tengah fluktuasi harga jual logam timah yang cukup tinggi. Kedepannya, Perseroan akan terus konsisten menjalankan efisiensi di seluruh rantai bisnis, serta mendorong peningkatan kinerja anak usaha,” kata Fina Eliani. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari