JAKARTA. Emiten-emiten berkapitalisasi besar mulai merilis kinerja keuangannya di paruh pertama tahun ini. Salah satunya adalah PT Waskita Karya Tbk. Perusahaan konstruksi ini berhasil mencetak kinerja keuangan ciamik di semester pertama tahun ini. Sepanjang enam bulan pertama di 2017, pendapatan perusahaan pelat merah ini melesat cukup dahsyat, yakni sekitar 92,45% menjadi Rp 15,55 triliun. Kenaikan pendapatan tersebut mengerek laba perusahaan dengan kode emiten WSKT ini naik tinggi. Laba periode berjalan WSKT di semester satu tercatat Rp 1,43 triliun, melesat sekitar 145% dari periode yang sama setahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 582,23 miliar.
Selain didorong kenaikan pendapatan, laba periode berjalan WSKT juga melesat berkat kenaikan laba entitas asosiasi dan ventura bersama. Ini merupakan pos yang mencatat pendapatan dari proyek-proyek patungan dengan entitas bisnis lain. Di 2016, pos ini masih merugi Rp 7,75 miliar. Tahun ini, WSKT mencetak laba entitas asosiasi Rp 26,41 miliar. Direktur Utama WSKT Muhammad Choliq menjelaskan, kinerja mentereng perusahaan konstruksi ini disokong dari kontrak baru dan kontrak lama yang dimiliki WSKT. Hingga Rabu (19/7), kontrak baru yang diperoleh perusahaan mencapai Rp 35 triliun. Walau memiliki kinerja bagus, ternyata target kontrak baru WSKT yang disiapkan tahun ini meleset. Sebelumnya, WSKT yakin bisa mengantongi kontrak baru mencapai Rp 80 triliun di 2017. Tapi karena baru mencapai 43,75% dari target, perusahaan ini memilih untuk melakukan revisi. "Kami revisi target kontrak baru dari Rp 80 triliun menjadi Rp 60 triliun saja," jelas Choliq kepada KONTAN, Rabu (19/7). Sembari mencari kontrak baru, WSKT kini juga fokus mengerjakan kontrak yang sudah ada. Sebagai catatan, hingga semester I-2017, kontrak yang dalam pengerjaan perusahaan BUMN ini mencapai Rp 120,47 triliun. Menurut Choliq, tantangan yang dihadapi WSKT hingga akhir tahun adalah pelaksanaan produksi yang harus berkejar-kejaran. Maklum, WSKT menghadapi masalah cuaca dan sosial. Namun, manajemen WSKT tetap optimistis pendapatannya tahun ini bisa mencapai Rp 40 triliun. Sementara laba bersih perusahaan pelat merah ditargetkan ada di kisaran Rp 3,5 triliun. Tahun ini, WSKT telah menyiapkan belanja modal atawa
capital expenditure (capex) sebesar Rp 25 triliunRp 30 triliun. Namun, sepanjang semester I-2017, perusahaan ini baru menggunakan capex kurang dari 10%. "Realisasinya baru Rp 2,3 triliun," ujar Sekretaris Perusahaan WSKT Shastia Hadiarti. Waspadai pemerintah Kinerja cemerlang WSKT berhasil mengangkat harga saham perusahaan ini. Kemarin, harga WSKT ditutup di level Rp 2.190 per saham. Analis Mirae Asset Sekuritas Franky Rivan mengatakan, pendapatan WSKT di paruh pertama ini cukup mengejutkan. Dalam risetnya Franky bilang, kualitas pendapatan WSKT menunjukkan peningkatan maksimal, mengingat adanya kenaikan penerimaan kas dari pelanggan sebesar 224% ketimbang tahun lalu. Sedang pembayaran tunai pada pemasok hanya naik 36%.
Namun perusahaan harus mewaspadai pembayaran dari proyek pemerintah. "Biasanya pemerintah kerap menunda pembayaran proyek. Maka manajemen harus hati-hati agar arus kas tetap lancar," tambah dia. Tahun ini Franky memprediksi pendapatan dan laba WSKT mungkin akan sedikit meleset dari target manajemen. Untuk pendapatan, ia memprediksi hanya Rp 36,6 triliun, sedangkan laba di kisaran Rp 2,2 triliun. Meski begitu, Franky tetap merekomendasikan beli WSKT dengan target harga Rp 3.300 per saham selama dua belas bulan ke depan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini