KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tahun 2022, kontribusi pendapatan dari non Covid-19 diperkirakan menjadi penopang emiten rumah sakit PT Siloam International Hospitals Tbk (
SILO). Dalam riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang dirilis Selasa (8/3) diungkapkan, meredanya Covid-19 varian delta akan menekan kontribusi penggantian biaya dari pemerintah untuk pengobatan Covid-19 terhadap pendapatan konsolidasi. Kondisi ini mulai terlihat dari persentase kontribusi penggantian biaya dari pemerintah yang menurun jadi 0,6% di kuartal IV 2021 dari 16,7% di kuartal III 2021. Kendati pendaptan dari pengobatan Covid-19 menurun, tren pendapatan dari non-Covid meningkat. Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencermati, bulan November 2021 hingga Januari 2022 menjadi penghasil pendapatan non-Covid tertinggi sepanjang sejarah SILO.
Dalam riset yang ditulis Michael Joshua itu diungkapkan, pendapatan per hari rawat inap di kuartal IV 2021 diperkirakan mencapai Rp 5,4 juta. Angka ini 15% lebih tinggi dibanding kuartal kuartal IV 2019 tercatat Rp 4,7 juta.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Siloam (SILO) yang Akan Stock Split Sementara itu, pendapatan per kunjungan rawat jalan di kuartal IV 2021 diperkirakan 10% lebih tinggi dibanding level kuartal IV 2019. Adapun pendapatan di masing-masing kuartal itu tercatat Rp 1,07 juta dan Rp 970.000. Dilihat dari jumlah hari rawat inap dan jumlah kunjungan rawat jalan, catatan di kuartal IV 2021 memang terpaut cukup jauh dengan capaian di kuartal IV 2019. Masing-masing terpaut 20% dan 5% lebih rendah. Namun, jumlah tersebut membaik apabila dibandingkan dengan capaian bulan Januari 2020, hanya 16% dan 2% lebih rendah. Di sisi lain, operasi telah kembali ke tingkat sebelum Covid-19. Tercatat jumlah operasi pada Januari 2022 mencapai 7.140. Capaian ini lebih tinggi dibanding bulan-lainnya dalam sejarah SILO. Capaian tersebut juga 3% lebih tinggi dibanding bulan Januari tahun 2020. Dalam riset diungkapkan, SILO memproyeksikan pendapatan masih akan bertumbuh di tahun 2022 ini. Adapun konsesus memperkirakan SILO mampu mengantongi pendapatan hingga Rp 8,1 triliun tahun ini, dengan laba bersih Rp 542 miliar. "Pada harga saham saat ini, SILO diperdagangkan pada FY22F P/E dan EV/EBITDA sebesar 22,4 kali dan 5,9 kali," seperti yang tertulis dalam riset. Adapun pada penutupan perdagangan hari ini, saham SILO tercatat di harga Rp 7.450 per saham. Sahamnya melorot 9,42% sebulan terakhir. Dilihat sejak awal tahun sahamnya tertekan 13,12%.
Baca Juga: Siloam International (SILO) Berencana Stock Split, Hal Ini Perlu Dicermati Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat