Pendapatan Dharma Samudera Fishing naik 6%



JAKARTA. Penjualan produk perikanan PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) pada triwulan pertama 2017 mencatat kenaikan 6,06% atau sebesar Rp 156,86 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu.

DSFI mencatat total volume penjualan pada tiga bulan pertama mencapai 2,112,546 kg atau naik 6,68% dibandingkan tahun lalu. Penjualan di pasar ekspor masih mendominasi yakni sebesar 1,749,764 kg dan penjualan di pasar lokal sebesar 362,782 kg.

Saut Marbun Corporate Secretary and a Director of PT DSFI mengatakan, penjualan di pasar ekspor masih tetap didominasi dari Amerika Serikat sebesar 40% dari total ekspor. Untuk itu, pihaknya tetap memperhatikan kualitas ikan sehingga pasar utama mereka terus berkembang untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.


"Kami juga berusaha mendapatkan pasokan ikan langsung dari nelayan karena lebih bagus, sehingga produk yang kami hasilkan semakin berkualitas," ujarnya kepada KONTAN, Senin (10/4).

Menurut Saut, saat ini pihaknya mengalami kendala dalam mendapatakan pasokan ikan karena hasil tangkapan nelayan yang turun akibat cuaca yang tidak menentu. Saat ini, nelayan sulit memprediksi cuaca sehingga hasil tangkap mereka tidak menentu. Untuk mengantisipasi kekurangan pasokan, DSFI mulai mencari daerah lain sebagai pos pembelian baru yang lebih aman untuk mendapatkan pasokan.

"Meskipun begitu, kami juga tetap mempertahankan area yang lama agar pasokan terjamin," terangnya.

Saut bilang, untuk menjamin ketersediaan pasokan bahan baku, tahun ini pihaknya akan menambah dua pabrik pembekuan ikan. Pabrik-pabrik itu didirikan dengan pola kerja sama operasional (KSO) dengan pengusaha di daerah. Dua pabrik baru akan didirikan di Kabupaten Buru, Maluku dan Kota Ternate, Maluku Utara.

Saat ini, DSFI mengoperasikan empat pabrik KSO di Makassar, Sulawesi Selatan, Banggai, Sulawesi Tengah, Rembang, Jawa Tengah, dan Lampung. KSO ini yang memasok ikan tuna, kakap, cumi, gurita, dan jenis ikan lainnya sebanyak 20 ton hingga150 ton per bulan perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie