Pendapatan Eagle High (BWPT) merosot hingga 25% pada Q1, ini penjelasan manajemen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) menjelaskan, penyebab penurunan pendapatan hingga 25% selama kuartal I-2018, dikarenakan beberapa faktor. Penyebab utamanya adalah penurunan produksi sawit dan harga minyaknya.

Corporate Secretary BWPT Satrija Budi Wibawa menjelaskan, selama periode Januari-Maret 2018, harga produk minyak kelapa sawit dan inti kernel mengalami penurunan.

"Penurunan volume produksi tandan buah segar (TBS) akibat cuaca, kondisi di luar kontrol, kurang mendukung operasional. Selain itu, harga jual minyak kelapa sawit dan inti kernel mengalami penurunan," katanya lewat laporan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (24/7).


Di sisi lain, beban pokok penjualan tercatat hanya turun 7% lantaran tak ada perubahan komponen biaya tetap seperti biaya pemeliharaan dan perawatan tanaman. Sementara itu, beban usaha naik naik kondisi cuaca kurang baik.

"Curah hujan yang tinggi mengakibatkan infrastruktur menjadi kurang baik. Sehingga, terjadi kenaikan terhadap biaya transportasi CPO, Kernel dan TBS," paparnya.

Dengan begitu, ke depan BWPT melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan pendapatan. Caranya, dengan menerapkan Best Practice Agronomi dan mengelola operasional dengan efektif dan efisien.

"Hasil produksi diharapkan semakin meningkat, seiring bertambahnya Luasan Tanaman Menghasilkan, yang memasuki usia prima," jelasnya.

Perusahaan itu juga berharap, cuaca ke depan bisa terus membaik dan mendukung operasional. Serta diikuti pulihnya harga minyak kelapa sawit, sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan minyak nabati dunia.

BWPT juga akan berupaya mengelola keuangan secara efektif dan efisien, sekaligus meningkatkan produktivitas dan kualitas TBS dengan berbagai inovasi, sertaa mengaplikasikan teknologi. Dengan begitu, harapannya laba bersih bisa meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia