Pendapatan GEMA didominasi bisnis interior



JAKARTA. Produsen furniture dan jasa desain interior, PT Gema Graha Sarana Tbk mencatatkan, mayoritas pendapatan disumbang dari bisnis jasa interior dan furnitur.

Hingga kuartal I-2017, kontribusi segmen interior dan furnitur mencapai 65% dari total pendapatan. Sektor bisnis ini tumbuh sebesar 31% dari Rp 95 miliar di kuartal I-2016 menjadi Rp 125 miliar di kuartal I-2017. Sementara, segmen manufaktur dan perdagangan perabot naik 12,5% dari Rp 40 miliar menjadi Rp 45 miliar.

Di bisnis desain, penggunaan furniture tidak hanya merk Vivere, namun bisa dilakukan kombinasi tergantung permintaan klien.


Ilda Imelda, Managing Director PT Gema Graha Sarana Tbk mengatakan, beberapa klien yang mempunyai andil besar dari segi pendapatan ialah Unilever Indonesia, General Electric dan Telkom. “Yang paling besar itu Unilever, kisarannya bisa sampai Rp 100 miliar,” katanya pada paparan publik di Jakarta, Kamis (18/5).

Meski bisnis desain mendominasi, namun kata Ilda, pihaknya tidak akan meninggalkan segmen manufaktur. Perusahaan berkode emiten GEMA ini masih mencari peluang untuk inovasi produk.

Itu sebabnya, Oktober 2016, GEMA mengakuisisi sebuah perusahaan furniture rotan asal Cirebon, PT Aida Rattan Industry. Ilda mengatakan, pabrikan furniture rotan tersebut diharapkan bisa mengirimkan 6 kontainer setiap bulan, dengan nilai total kontainer Rp 30 miliar sebulan.

“Kami juga berencana mengikuti pameran di Jerman, segmen produknya high craft rattan,” sebut Ilda. Pasar yang disasar kebanyakan Eropa dan Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini