Pendapatan harian Jasa Marga (JSMR) anjlok hingga 50%, bagaimana saran analis?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan harian PT Jasa Marga Tbk (JSMR) turun 15% pada bulan Maret 2020 dan turun 50% pada April 2020. Penurunan tersebut terjadi lantaran kebijakan pemerintah Indonesia menekan pergerakan orang sejak penyebaran virus corona Covid 19. 

Pada Maret 2020, pendapatan JSMR, anggota indeks Kompas100 ini, Rp 152 miliar dan Rp 93 miliar pada April 2020. Padahal pendapatan JSMR normal bisa mencapai Rp 181 miliar. 

Timothy Handerson, Analis Indo Premier Sekuritas dalam riset Senin (11/5) memperkirakan, volume lalu lintas kemungkinan mulai pulih pada Juni-Juli sejalan dengan relaksasi karantina wilayah. Lalu lintas mungkin kembali normal di awal bulan Agustus 2020 atau sekitar 1-2 bulan setelah relaksasi karantina wilayah.  


Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) belum membahas dividen tahun buku 2019

"Kami lebih konservatif dan mengharapkan volume kembali sepenuhnya normal pada kuartal IV. Kami masih mempertahankan prakiraan volume lalu lintas tahun 2020 turun 20% secara year on year (yoy) lebih rendah jika dibandingkan perkiraan perusahaan turun 10%-15%," ujar Timothy dalam riset. Hitungan dia, trafik lalu lintas JSMR tahun ini sebesar akan turun menjadi 1,06 juta kendaraan dari tahun lalu 1,33 juta kendaraan. 

Kondisi ini tentu menurunkan proyeksi pendapatan jalan tol JSMR di tahun ini menjadi Rp 9,53 triliun, turun 13,2% secara tahunan. Alhasil laba Jasa Marga tahun ini berpotensi merosot 71,18% menjadi Rp 636 miliar. 

Meski demikian, Indo Premier masih menyarankan beli saham JSMR. "Kami pikir JSMR salah satu penerima manfaat langsung dari pembukaan kembali ekonomi," kata Timothy. Saat ini saham JSMR diperdagangkan pada 12 kali EV/EBITDA tahun 2020 dari rata-rata 10 tahun 11 kali. Ia menargetkan harga saham JSMR Rp 3.700 dalam 12 bulan ke depan. 

Risiko naik untuk panggilan kami adalah pemulihan volume yang lebih cepat dari yang diperkirakan, sementara risiko penurunan utama adalah volume yang lebih buruk dari yang diperkirakan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana