Pendapatan Hermes Melonjak, Margin Operasional Capai Rekor Tertinggi di Kuartal Kedua



KONTAN.CO.ID - PARIS. Penjualan pembuat tas Birkin, Hermes, naik tajam pada kuartal kedua. Bisnis Hermes terangkat oleh pertumbuhan cepat di Eropa dan Amerika Serikat, serta rebound yang lebih cepat daripada pesaing di China setelah lockdown dilonggarkan pada bulan Juni lalu.

Sebelumnya, perusahaan ritel mewah tersebut terpukul keras oleh pembatasan pergerakan yang mulai dilakukan pemerintah China pada pertengahan Maret di kota-kota besar China seperti Shanghai dan Beijing.

Perusahaan asal Prancis tersebut, yang juga dikenal dengan syal sutra dengan cetakan berkuda, lebih optimistis dengan kinerja di tahun ini. Terlebih penjualan telah tumbuh dalam persentase dua digit pada bulan Juni dan terus berkinerja baik di bulan ini. Kembalinya turis AS ke Eropa juga membantu mengangkat penjualan Hermes, kata perusahaan itu.


Total pendapatan Hermes dalam tiga bulan hingga Juni lalu mencapai 2,7 miliar euro atau setara US$ 2,76 miliar. Jumlah tersebut lebih tinggi dari perkiraan, dengan naik 19,5% pada nilai tukar konstan, yang menghapus fluktuasi mata uang.

Baca Juga: Cemas Ancaman Inflasi, Dana US$ 40 Miliar Kabur dari Pasar Asia

Hermes juga mengalahkan perkiraan pasar dengan meningkatkan margin operasional ke rekor 42% pada paruh pertama tahun ini, level tertinggi di industri dan pencapaian yang cukup besar mengingat Hermes dalam beberapa bulan terakhir menaikkan harga yang lebih rendah daripada pesaing seperti LVMH dan Chanel.

Namun, margin keuntungan akan turun pada paruh kedua tahun ini, karena perusahaan meningkatkan investasi dalam e-commerce dan periklanan setelah penjualan dibatasi di China selama pembatasan COVID. Hermes juga menaikkan gaji untuk karyawan di Eropa, kata eksekutif kepada analis dalam panggilan konferensi.

Selain itu, Hermes tidak berencana untuk menaikkan harga lebih lanjut di tahun ini, di atas rata-rata 4% yang sudah diterapkan untuk mengimbangi kenaikan biaya bahan baku dan logam mulia.

Konsumen barang-barang mewah sejauh ini telah menepis kenaikan biaya hidup dan kekhawatiran tentang resesi yang menjulang, tetapi para eksekutif industri semuanya mengakui bahwa prospek untuk sisa tahun ini tidak pasti.

Baca Juga: Potensi Investasi Tas Branded

Hermes, yang secara tradisional dianggap sangat tahan terhadap penurunan, telah lama menjadi salah satu pemain paling stabil di industri barang mewah, sebagian karena manajemen produksi dan stok yang cermat, yang telah membantu mempertahankan aura eksklusivitasnya.

Tas Birkin seharga US$ 10.000 yang didambakan cenderung menghasilkan daftar tunggu, dan terkadang dapat meningkatkan nilai jual kembali, menambah daya tarik mereka karena pembelian barang mewah yang lebih kebal terhadap tren mode dan krisis ekonomi daripada produk lainnya.

"Hasil ini menegaskan bahwa Hermes kemungkinan akan menjadi pemain barang mewah paling tangguh dalam resesi, dan tempat persembunyian yang tepat bagi mereka yang mencari perlindungan," kata Luca Solca, analis barang mewah di Bernstein.

Editor: Anna Suci Perwitasari