KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Hero Supermarket Tbk (
HERO) di tahun 2020 penuh tantangan. Hal ini terlihat dari penurunan pendapatan perusahaan yang akhirnya memicu kenaikan rugi bersih. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan bersih HERO turun 26,99% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 8,89 triliun. Padahal, di tahun 2019, pendapatan perusahaan tercatat mencapai Rp 12,18 triliun. Adapun kontribusi pendapatan dari segmen makanan dan non makanan sama-sama melorot hingga dua digit. Segmen makanan yang biasa menjadi penopang utama turun 32,67% yoy menjadi Rp 6,05 triliun. Sementara segmen non makanan terkikis 10,98% yoy menjadi Rp 2,84 triliun.
Penurunan dari sisi
top line itu turut menekan
bottom line perusahaan. Di tahun 2020,
HERO menanggung rugi tahun berjalan hingga Rp 1,21 triliun. Jumlah ini membengkak dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 28,22 miliar. Manajemen HERO mengungkapkan, lesunya kinerja perusahaan sepanjang tahun 2020 dipengaruhi oleh pandemi Covid-19. "Perusahaan terus menghadapi tantangan signifikan sepanjang tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 terkait dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan perubahan pola belanja pelanggan," kata Presiden Direktur
HERO Patrik Lindvall dalam keterbukaan informasi, Rabu (10/3).
Baca Juga: Transformasi bisnis, Hero Supermarket tutup sejumlah gerai Giant Lebih lanjut ia bilang, pembatasan dalam PSBB menyebabkan penurunan jumlah kunjungan pelanggan ke toko-toko yang berada di dalam mal. Selain itu, PSBB memicu perubahan perilaku belanja pelanggan dan pola permintaan barang. Ia mencontohkan IKEA, salah satu lini bisnis perabotan rumah tangga
HERO, pendapatannya terdampak pembatasan kapasitas operasional serta gangguan perdagangan akibat Covid-19. Kendati demikian, pertumbuhan e-commerce yang solid dapat menahan tekanan pendapatan tersebut. Akan tetapi, HERO tetap tidak memungkiri penurunan dari sisi pendapatan itu mengikis laba operasionalnya. Lini bisnis
HERO yang bergerak di kesehatan dan kecantikan, Guardian, membukukan pendapatan dan pertumbuhan laba
underlying yang solid di kuartal pertama. Namun, kinerjanya selama sisa tahun dipengaruhi oleh PSBB yang menekan jumlah kunjungan pelanggan secara signifikan. Sepengamatan manajemen, bisnis ritel makanan HERO yang sangat terdampak pandemi Covid-19. Total penjualan ritel mengalami penurunan dikarenakan perusahaan mengoperasikan lebih sedikit toko sebagai bagian dari rencana optimalisasi toko yang telah diterapkan sejak tahun 2019. Lebih lanjut, kinerja keuangan
underlying sebagian besar dipengaruhi oleh perubahan perilaku pelanggan akibat pandemi dan kenaikan harga barang. PSBB yang ketat, termasuk pemberlakuan pembatasan perdagangan di pusat perbelanjaan, menekan kunjungan pelanggan. Secara material, hal ini berdampak terhadap kinerja hipermarket sebagai destinasi belanja dalam format besar yang merupakan penyewa utama di pusat perbelanjaan atau mal. "Toko Hero Supermarket membukukan kinerja yang relatif lebih solid dengan kinerja penjualan
like-for-like yang lebih baik dibandingkan toko Giant di sepanjang tahun," imbuhnya. Ke depan, dari sisi bisnis ritel makanan,
HERO akan mengembangkan program pengoptimalan ruang usaha dan mengevaluasi secara berkelanjutan atas penawaran kepada pelanggan. Sehingga, perusahaan dapat beradaptasi dengan perubahan pasar supaya tetap mampu bersaing secara efektif.
Baca Juga: Hero Supermarket tegaskan penutupan gerai Giant Margo City bagian transformasi bisnis Sementara di bisnis perabotan rumah tangga, HERO akan berinvestasi pada pertumbuhan bisnis di masa depan dan tetap berkomitmen pada rencana strategis untuk memenuhi permintaan konsumen berpenghasilan menengah. Asal tahu saja, menyusul pembukaan IKEA Sentul pada akhir 2019, dua toko IKEA baru yang terletak di Bandung dan Jakarta Garden diharapkan akan dibuka pada tahun 2021 ini.
Di bisnis kesehatan dan kecantikan,
HERO berkeyakinan masih ada potensi yang signifikan bagi Guardian untuk meningkatkan jumlah jaringan toko di seluruh Indonesia. Di samping itu, Guardian masih bisa melayani pelanggan secara lebih baik secara offline maupun online, meningkatkan proposisi pelanggan melalui penyempurnaan desain toko, serta rangkaian dan nilai produknya. Lebih lanjut manajemen bilang, jangka waktu dan besarnya dampak pandemi Covid-19 terhadap HERO masih belum pasti. Perusahaan memperkirakan pandemi masih membayangi kegiatan operasional di tahun 2021 ini. Kendati demikian, HERO tetap berkomitmen terhadap masa depan bisnis ritelnya di Indonesia. HERO juga masih yakin terhadap posisinya sebagai pengecer yang kompetitif dan solid di bidangnya dalam jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari