Pendapatan iklan Facebook melompat 50% lebih



NEW YORK. Kinerja Facebook di kuartal pertama berhasil melampaui estimasi analis. Berdasarkan laporan kinerja yang dirilis Facebook, perusahaan jejaring sosial ini berhasil menggaet 80 juta pengguna per bulannya pada tiga bulan pertama tahun ini. Sementara, pada periode yang sama, pendapatan dari iklan melompat 51% dibanding tahun lalu. 

Platform media sosial ini banyak mendapatkan penghasilan dengan menghubungkan pengiklan dan pengguna dengan basis tertentu. Pendapatan iklan Facebook di kuartal pertama mencapai US$ 7,86 miliar. Lebih tinggi dari estimasi StreetAccount yang hanya sebesar US$ 7,68 miliar. 

Sedangkan pendapatan per pengguna sebesar US$ 4,23, lebih tinggi dari US$ 4,17 yang diprediksi SteetAccount. 


Namun, lonjakan dari iklan ini boleh jadi tidak akan berlangsung lama jika melihat dari indikasi yang ada pada kuartal sebelumnya. 

Menurut Chief Financial Officer Facebook David Wehner pada November lalu, Melonjaknya pasokan iklan, menjadi satu dari tiga faktor utama yang mendorong pertumbuhan Facebook. Dua lainnya yakni pertumbuhan user dan meningkatnya waktu yang digunakan di platform. Namun banyaknya pengiklan dapat turun tajam setelah pertengahan 2017.

Selain itu, adanya tuduhan dalam penyebaran berita palsu dan video ekstrem juga menyebabkan pertumbuhan kinerja perusahaan terhambat. 

Di sisi lain, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, pada Rabu kemarin berjanji, akan merekrut lebih banyak pekerja dalam beberapa tahun ke depan untuk memonitor konten-konten yang bersifat sensitif.

Meski kinerja Facebook terbilang ciamik, namun, harga sahamnya dilanda aksi jual pasca penutupan transaksi. Disinyalir, aksi jual ini dipicu oleh format baru laporan kinerja Facebook. Facebook mengatakan, pihaknya tidak lagi melaporkan pengeluaran yang disesuaikan, pendapatan, pajak, dan pendapatan per saham, karena tidak sejalan dengan prinsip akuntansi yang diterima secara umum. 

"Mengingat bahwa saham merupakan bagian penting dari struktur kompensasi perusahaan, kami meyakini investor harus fokus pada performa finansial dengan memasukkan kompensasi berbasis saham," demikian penjelasan Wehner.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie