KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten alat berat, PT Intraco Penta Tbk (
INTA) membukukan pendapatan sebesar Rp 702,88 miliar hingga September 2023. Pendapatan tersebut melesat tinggi dibandingkan dengan pendapatan pada periode sama 2022 yang mencapai Rp 497,16 miliar. Drektur Utama Intraco Pentra, Petrus Halim, mengatakan peningkatan ini terjadi seiring dengan kenaikan pada segmen usaha perseroan di bidang penjualan alat berat dan suku cadang. Ia menjelaskan, walaupun pada tahun tahun ini terjadi penurunan harga komoditas batubara, nikel, CPO dan komoditas lainnya yang berdampak terhadap penurunan penjualan alat-alat besar di Indonesia sebesar kurang lebih 25%, namun INTA mampu meningkatkan kinerja penjualan sehingga dapat meningkatkan pendapatannya.
Baca Juga: Intraco Penta (INTA) Terus Memacu Penjualan Alat Berat pada Sisa Tahun 2023 "Penjualan di segmen usaha penjualan alat konstruksi (alat berat & suku cadang) meningkat 54,86%, dari Rp 408,12 miliar pada 2022 menjadi Rp 632,03 M di tahun ini," kata Petrus dalam Paparan Publik, Selasa (19/12). "Diharapkan di tahun 2024 akan terus meningkat secara berkesinambungan," tambahnya. Petrus menerangkan, untuk beban usaha mengalami penurunan dari Rp 110,66 miliar di tahun 2022 menjadi Rp 109,29 miliar di tahun 2023. Alhasil, laba operasional INTA juga meningkat tajam dari negatif Rp 27,3 miliar di tahun 2022 menjadi positif Rp 41,08 miliar di tahun 2023.
Secara rinci, dilihat dari sisi EBITDA juga meningkat tajam dari Rp 59,63 miliar tahun 2022 menjadi Rp 118,25 miliar untuk tahun 2023. Peningkatan tajam ini tak luput dari keberhasilan INTA dalam menjalankan strateginya yang fokus pada key account dalam sector industri pertambangan batubara dan nikel, pelayanan
after service dan pembangunan Component Rebuilt Center (CRC).
Baca Juga: Intraco Penta (INTA) Memacu Penjualan Alat Berat Petrus menambahkan, INTA telah menetapkan strategi untuk
focus dalam key
account sektor industri pertambangan khususnya batubara dan nikel, selain berbagai industri lainnya seperti agribisnis, minyak dan gas, infrastruktur dan konstruksi, serta industri umum bisnis dengan industri alat berat/alat konstruksi & pendukungnya sebagai portofolio pilar utama usaha.
"Strategi ini menjadi langkah tepat untuk memperkuat usaha serta memperoleh pendapatan secara berkesinambungan," pungkas Petrus.
Baca Juga: Intraco Penta (INTA) berharap berkah dari pemindahan ibu kota Adapun, walaupun belum ada peningkatan untuk segmen usaha jasa perbaikan dan penyewaan dan segmen usaha manufaktur pada tahun ini, INTA tetap optimistis untuk mengembangkan di tahun-tahun mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli